Mengenal Candi Jabung, Peninggalan Kerajaan Majapahit

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
28 Maret 2024 20:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Candi Jabung. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Candi Jabung. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Candi Jabung berdiri pada 1354 Masehi yang terletak di Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Jejak-jejak Peradaban Majapahit oleh Prasetya Ramadhan, Candi Jabung merupakan salah satu wujud penancapan kaki kekuasaan di wilayah Timur Majapahit, Madura, dan Pulau Jawa yang sangat penting. Di candi ini juga menjadi simbol kekuasaan berupa Matahari Majapahit.

Candi Jabung, Peninggalan Kerajaan Majapahit

Ilustrasi Candi Jabung. Sumber: Unsplash
Candi Jabung terletak di Probolinggo, Jawa Timur. Candi ini disebut Bajrajinaparamitapura dalam Kitab Pararaton. Dalam Kitab Negarakertagama juga disebutkan bahwa Prabu Hayam Wuruk pernah melakukan upacara penyembahan di bangunan ini.
Candi Jabung mempunyai bentuk silinder yang menghadap barat. Bagian atap Candi Jabung berbentuk stupa yang kini sebagiannya sudah runtuh. Pintu masuk dan tangga candi ini berada di depan bangunan.
Bangunan utama Candi Jabung mempunyai tinggi 15,58 meter dengan ukuran 13,13 x 9,6 meter. Candi ini dibangun menggunakan batu bata merah. Mulanya, Candi Jabung dikelilingi pagar batu merah yang kini hanya tersisa satu sudut pada bagian barat daya candi induk.
ADVERTISEMENT
Selain itu ada pula menara candi yang berukuran 2,55 x 2,55 meter dengan tinggi 6 meter. Relief pada bdan Candi Jabung didominasi motif manusia, rumah, serta bunga teratai. Pada bagian tenggara terdapat relief Sri Tanjung yang mencerminkan seorang perempuan yang baik di punggung ikan.
Kitab Pararaton menyatakan bahwa istri Bhre Gundal didharmakan di Sajabung dengan nama candi Bajrajinaparamitapuri atau Candi Jabung. Ketika itu, Candi Jabung berfungsi sebagai tempat penyimpanan abu jenazah istri Bhre Gundal, seorang keluarga Kerajaan Majapahit.
Istilah Bajrajinaparamitapuri berasal dari Bahasa Sanskerta yang secara etimologi terdiri dari bajra, jina, paramita, dan pura. Bajra adalah sebutan untuk seorang dewa Buddha dan Jina berarti tiga dewa di dalam kepercayaan Buddha.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, Paramamita memiliki arti ajaran Buddha Mahayana Tantra dan Pura berarti candi. Dari namanya, Bajrajinaparamitaputri menggambarkan fungsi dari bangunan tersebut.
Dengan kata lain, pada zaman dahulu Candi Jabung tak hanya berfungsi sebagai penyimpan abu jenazah seorang keluarga kerajaan melainkan juga menjadi bagunan untuk tiga dewa pada kepercayaan Buddha.
Kini, Candi Jabung masih tetap digunakan oleh pemeluk Buddha. Misalnya pada 2021, Candi Jabung menjadi tempat perayaan Hari Tri Suci Waisak.
Itulah sekilas pembahasan mengenai Candi Jabung yang merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit.