Konten dari Pengguna

Mengenal Peninggalan Zaman Mesolitikum beserta Ciri-cirinya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
1 Juni 2023 17:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Peninggalan Zaman Mesolitikum. Foto: dok. Cristina Gottardi (Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Peninggalan Zaman Mesolitikum. Foto: dok. Cristina Gottardi (Unsplash)
ADVERTISEMENT
Peninggalan zaman mesolitikum merupakan bukti adanya periode mesolitikum dalam sejarah perkembangan manusia dari zaman purba hingga ke zaman modern. Salah satu benda peninggalan zaman mesolitikum adalah kjokkenmodinger.
ADVERTISEMENT
Kjokkenmoddinger merupakan peninggalan manusia dari periode mesolitikum yang berupa tumpukan sampah kulit kerang. Sederet benda peninggalan dari periode mesolitikum yang dibahas dalam artikel ini dapat memudahkan dalam mengenal peninggalan zaman mesolitikum lainnya,

Ragam Peninggalan Zaman Mesolitikum Lengkap dengan Ciri-cirinya

Ilustrasi Peninggalan Zaman Mesolitikum. Foto: dok. Patrick (Unsplash)
Adanya zaman mesolitikum ini dibuktikan dengan berbagai benda peninggalan. Pada periode ini, manusia mulai mengenal mengumpulkan makanan.
Hal tersebut sesuai dengan penjelasan dalam buku berjudul Konsep Dasar IPS ditulis oleh Sri Hastati, S.E., M.Pd., ‎Abdul Wahid, S.Pd., M.Pd.,, ‎Nur Afni, S.Pd., M.Pd., (2019: 29). Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa zaman mesolitikum atau zaman batu tengah dikenal sebagai zaman mengumpulkan makanan (food gathering) tingkat lanjut.
Pada zaman ini, manusia mulai tinggal menetap dan tidak lagi nomaden (berpindah-pindah tempat). Pada masa ini, manusia yang hidup adalah manusia bangsa Melanesoid. Pembahasan tentang kondisi zaman mesolitikum juga dijelaskan dalam buku berjudul Sejarah Indonesia dan Dunia disusun oleh Vedra Octa Samira, dkk. (2022: 5).
ADVERTISEMENT
Tertulis dalam buku tersebut bahwa pada periode mesolitikum, kondisi alam relatif lebih baik dan stabil. Hal ini mendukung manusia untuk mengembangkan beberapa aspek kehidupannya. Sebagian manusia mulai menetap di goa dan tidak lagi nomaden. Gua tersebut dikenal dengan sebutan abris sous roche.
Umumnya pemukiman manusia pada zaman mesolitikum cenderung lebih dekat ke pantai. Hal tersebut membuat peninggalan zaman mesolitikum ditemukan di dekat pantai, salah satunya adalah kjokkenmoddinger atau tumpukan sampah dapur berupa cangkang dan cangkang siput. Pada zaman ini manusia mencari makan dengan cara berburu dan meramu.
Tak hanya itu, masyarakat juga mulai mengenal bercocok tanam. Manusia pada zaman mesolitikum juga mulai familiar dengan sistem organisasi sosial, pembagian kerja, dan mulai memiliki kepercayaan terhadap arwah leluhur (animisme).
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, peninggalan zaman Mesolitikum dapat ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Flores. Berikut ini adalah beberapa peninggalan zaman mesolitikum.

1. Kjokkenmoddinger

Peninggalan ini ditemukan di pesisir pantai timur pulau Sumatera antara Langsa di Aceh hingga Medan. Kjokkenmoddinger merupakan tumpukan cangkang siput yang menanjak dan tingginya mencapai 7 meter.

2. Abris Sous Roche

Merupakan bukti bahwa manusia pada masa mesolitikum mulai tinggal menetap di gua. Peninggalan ini pertama kali diteliti oleh Stein Callenfels di Gua Lawa yang terletak di Sampung, Ponorogo pada tahun 1928 sampai 1931.

3. Kapak Genggam

Peninggalan yang juga dikenal dengan sebutan kapak tangan atau pebble atau kapak Sumatera ini merupakan kerikil yang terbuat dari batu pecah dan bagian luarnya dibiarkan kasar. Pada bagian dalamnya memiliki sifat yang berbeda sesuai dengan kebutuhan pemakainya.
ADVERTISEMENT

4. Kapak Pendek

Von Stein Callenfels menemukan kapak pendek yang dikenal dengan istilah hachecourt. Peninggalan ini memiliki bentuk dan ukuran yang lebih pendek dibandingkan kapak genggam.

5. Batu Pipisan

Benda peninggalan zaman mesolitikum ini merupakan alat gerinda yang memiliki alas. Benda ini digunakan untuk menghaluskan. Maka dari itu, peninggalan ini menjadi tanda bahwa manusia yang hidup di zaman mesolitikum mulai melumat makanannya.
Sederet peninggalan zaman mesolitikum tersebut dapat digunakan sebagai pembelajaran khususnya dalam mempelajari bagaimana kondisi zaman mesolitikum. (DAP)