Konten dari Pengguna

Mengenal Sejarah Al-Quran, Mulai Turunnya hingga Pembukuan

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
11 April 2023 18:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah Al-Quran. Sumber: Mataq Darul Ulum/pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah Al-Quran. Sumber: Mataq Darul Ulum/pixabay.com
ADVERTISEMENT
Sejarah Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam sangat panjang dan diturunkan langsung oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad. Riyanti dalam Al-Bayan: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir menjelaskan bahwa Al-Quran mengandung perintah dan larangan bagi umat Islam untuk digunakan sebagai pedoman hidup. Lantas, bagaimana sejarah Al-Quran mulai dari Rasul menerima wahyu hingga proses pembukaannya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini!
ADVERTISEMENT

Sejarah Al-Quran

Ilustrasi sejarah Al-Quran. Sumber: Ali Burhan/pixabay.com
Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang merupakan wahyu Allah kepada Nabi Muhammad sebagai salah satu mukjizatnya. Proses turunnya Al-Quran cukup panjang, yaitu selama 22 tahun 2 bulan 22 hari serta terbagi menjadi periode Mekah dan Madinah. Adapun sejarah Al-Quran mulai turun hingga periode pembukuan adalah sebagai berikut.

1. Proses Turunnya Al-Quran

Proses turunnya Al-Quran pertama terjadi pada periode Mekah selama 12 tahun. Pada periode ini, Nabi Muhammad menerima wahyu sebanyak 86 surat. Nah, surat-surat yang turun pada periode Mekah disebut dengan surat Makiyyah. Adapun periode setelahnya disebut dengan periode Madinah yang terjadi selama 10 tahun sebanyak 28 surat terkumpulkan. Surat yang turun pada periode Madinah disebut dengan Madaniyyah. Nabi Muhammad menerima wahyu untuk pertama kali ketika berada di Gua Hira dengan surat Al-Alaq ayat 1-5. Ketika itu, Nabi Muhammad sedang menyendiri pada malam 17 Ramadan 610 Masehi. Nah, proses turunnya Al-Quran tersebut kini disebut sebagai Nuzulul Quran dan dirayakan umat muslim setiap bulan Ramadan. Ketika mendapatkan wahyu pertama kali, Nabi Muhammad belum diangkat menjadi Rasul. Pada saat Malaikat Jibril memberikan wahyu kedualah Nabi Muhammad dianggap sebagai Rasul. Ayat yang diturunkan tersebut adalah Al-Mudassir ayat 1-2. Adapun ayat yang diterima oleh Rasul terakhir saat di Jabal Rahmah adalah Al-Maidah ayat 3. Saat itu, bertepatan dengan Haji Wada' pada 9 Dzulhijjah 10 H.
ADVERTISEMENT

2. Proses Pembukuan pada Masa Nabi Muhammad

Proses pembukuan Al-Quran dimulai pada masa Nabi Muhammad. Pada masa ini, setiap wahyu yang diterima belum terkumpul menjadi satu mushaf. Dengan keterbatasan Nabi Muhammad yang tidak bisa membaca dan menulis, akhirnya Rasul menyampaikan kepada para Sahabat Nabi untuk dihafalkan. Adapun sejumlah nama Sahabat Nabi yang ditunjuk adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Zain bin Tsabbit, Muawiyyah bin Abu Sufyan, dan Ubay bin Kaab. Ketika itu, para sahabat masih menuliskannya dalam media yang berbeda-beda, seperti batu, kulit, daun lontar, pelana, hingga potongan tulang belulang.

3. Proses Pembukuan pada Masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq

Pada masa kepemimpinan khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, banyak Hafidz yang mati syahid saat terjadi Perang Yamamah. Oleh sebab itu, Umar bin Khattab menyarankan kepada Abu Bakar untuk mulai mengumpulkan Al-Quran. Proses penulisan mushaf Al-Quran pertama kali dilakukan oleh Zain bin Tsabbit, sebagai juru tulis Nabi Muhammad. Setelah mushaf Al-Quran rampung, Abu Bakar menyimpannya hingga beliau wafat. Sepeninggal beliau, Umar bin Khattab yang menjadi khalifah selanjutnya pun memegang peranan sebagai penyimpan mushaf hingga berlanjut pada anaknya, Hafshah binti Umar.
ADVERTISEMENT

4. Proses Pembukuan pada Masa Khalifah Utsman bin Affan

Proses pembukuan berikutnya dilanjutkan pada masa Khalifah Utsman bin Affan. Hal ini diakibatkan oleh perbedaan pengucapan ayat Al-Quran. Oleh sebab itu, Khalifah Utsman membuat standar bacaan Al-Quran yang kemudian disebut sebagai Mushaf Utsmani. Panitia penyusun mushaf ini diketuai oleh Zaid bin Tsabbit dengan anggota Abdullah bin Zubair, Abdurrahman bin Harits bin Hisyam, dan Sa'id bin Ash. Penyalinan ini bertujuan untuk membukukan Al-Quran untuk disebarluaskan dan menyamakan penulisan serta cara membacanya sesuai dialek Suku Quraisy. Mushaf tersebut akhirnya disebarkan ke Yaman, Bahrain, Mekah, Syam, Kufah, Madinah, Bashrah, hingga berbagai negara Islam lain. Nah, itulah sejarah Al-Quran hingga proses pembukaannya yang panjang. Semoga artikel ini bisa menambah wawasanmu mengenai asal-usul Al-Quran. [ENF]
ADVERTISEMENT