Konten dari Pengguna

Mengenal Sejarah Candi Kalasan sebagai Candi Budha Tertua

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
16 April 2023 14:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi candi budha. Sumber: Valeriy Ryasnyanskiy/pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi candi budha. Sumber: Valeriy Ryasnyanskiy/pexels.com
ADVERTISEMENT
Candi Kalasan adalah peninggalan agama Budha yang terletak di wilayah Desa Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Sejarah Candi Kalasan dimulai pada abad ke-8 Masehi. Menurut Fitriani dalam penelitiannya berjudul Eksplorasi Ragam Hias Dinding Candi Kalasan Pada Selendang Batik menjelaskan bahwa Candi Kalasan memiliki bentuk arsitektur yang unik. Adapun penjelasan tentang sejarah Candi Kalasan terangkum dalam artikel ini. Simak hingga habis!
ADVERTISEMENT

Sejarah Candi Kalasan

Ilustrasi candi budha. Sumber: Rajitha Fernando/pexels.com
Sejarah Candi Kalasan tertuang dalam prasasti Kalasan yang berada tidak jauh dari lokasi candi. Prasasti tersebut ditulis pada tahun 778 Masehi dengan bahasa Sansekerta dan huruf Pranagari. Berdasarkan apa yang disebut dalam prasasti tersebut, Candi Kalasan dibangun pada masa Dinasti Syailendra, tepatnya atas nasihat para pemuka agama. Pada masa itu, pemuka agama memberikan saran kepada Rakai Panangkaran untuk membangun candi sebagai sarana ibadah, yaitu pemujaan Dewi Tara sekaligus menjadi biara para pendeta Budha. Candi Kalasan akhirnya mulai dibangun pada tahun 778 Masehi bersamaan dengan dibuatnya prasasti tersebut. Rakai Panangkaran sendiri adalah seorang Raja Kerajaan Mataram Hindu kedua sekaligus putra dari Raja Sanjaya. Pada tahun 750 M hingga 850 M, wilayah Jawa Tengah dikuasai oleh Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu dan Dinasti Syailendra yang beragama Budha. Hal ini mempengaruhi corak candi yang ditemukan di wilayah Jawa Tengah hingga Yogyakarta. Desa Kalasan sebagai lokasi Candi Kalasan pada masa itu pun digunakan sebagai tempat biara para pendeta Budha.
ADVERTISEMENT

Proses Perawatan Candi

Candi Kalasan diketahui telah mengalami sekitar 3 kali perbaikan. Hal itu dapat dilihat bagian kaki candi yang memiliki sisi menonjol. Van Romond, seorang sejarawan asal Belanda yang mengungkap bahwa Candi Kalasan juga mengalami perbaikan di tahun 1927-1929. Tujuan perbaikan candi ini tidak lain lagi untuk tempat beribadah umat Budha dan pemujaan Dek Tara hingga sekarang. Pada umumnya, masyarakat yang beribadah di sana beraliran Budha Tantrayana.

Bentuk Arsitektur Candi Kalasan

Bentuk arsitektur Candi Kalasan terbagi menjadi ruang utama dan beberapa bilik. Ruang utama candi memiliki bentuk bujur sangkar. Adapun bagian biliknya cenderung menjorok ke luar dan memiliki 4 sisi di bagian tengah. Selain bangunan, Candi Kalasan juga memiliki sejumlah motif pada dindingnya. Salah satu motif yang terdapat dalam dinding candi adalah motif kumuda atau daun kalpataru. Candi Kalasan memiliki tinggi sekitar 34 meter. Di bagian alas candi, berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 45 m x 45 m. Pada setiap sisi alasnya, terdapat tangga menuju candi dengan ujung berupa kepala naga. Selain itu, candi ini juga memiliki banyak pintu, yaitu sekitar 4 pintu yang terbagi di setiap sisinya. Meski demikian, pintu yang memiliki anak tangga hanya berada di sebelah barat dan timur. Lalu, pintu sebelah timur ini pula sebagai pintu menuju ruang utama. Nah, itulah sejarah Candi Kalasan, proses perbaikan, hingga arsitektur candi. Semoga artikel ini bermanfaat bagimu. [ENF]
ADVERTISEMENT