Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Sejarah dan Ciri-Ciri Suku Osing di Banyuwangi
3 Mei 2023 20:01 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Suku Osing merupakan penduduk asli Banyuwangi, Jawa Timur. Salah satu ciri-ciri suku Osing adalah menggunakan bahasa Osing yang merupakan turunan bahasa Jawa Kuno.
ADVERTISEMENT
Meski terbentuk dari subkultur etnis Jawa, namun suku Osing ternyata mempunyai adat dan budaya yang berbeda dengan suku Jawa.
Artikel berikut akan menjelaskan sejarah serta ciri-ciri suku Osing secara lengkap.
Sejarah dan Ciri-Ciri Suku Osing
Keberadaan etnis Osing mempunyai kaitan erat dengan kekuasaan Majapahit. Pasalnya, suku Osing terbentuk pada akhir kekuasaan Majapahit.
Ketika kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan, penduduk banyak mengungsi ke sejumlah tempat. Beberapa tempat pengungsian itu adalah gunung Bromo, Blambangan, dan Bali.
Pada wilayah Blambangan inilah suku Osing terbentuk. Oleh sebab itu, nama lain dari suku Osing adalah Wong Blambangan atau Laros (Lare Osing).
Setiap suku yang ada di Indonesia bahkan dunia, tentu mempunyai kekhasan tersendiri. Demikian pula dengan suku Osing dari Banyuwangi.
ADVERTISEMENT
Secara umum, ciri-ciri suku Osing, yaitu:
Mempelajari sejarah serta tradisi suatu suku memang tidak cukup dalam satu waktu singkat. Pasalnya, setiap bagian dari suku, baik sejarah, kisah, adat, maupun tradisi mempunyai filosofi masing-masing.
Namun, tak perlu khawatir, Sosial dan Sejarah akan memberikan penjelasan ringkas mengenai bahasa Osing bagi pembaca yang ingin mengetahuinya. Berikut penjelasannya yang dapat disimak.
Bahasa Osing, Bahasa Turunan Jawa Kuno
Berdasarkan sejarahnya, suku Osing mempunyai kaitan dengan Jawa. Oleh sebab itu, tak heran bila bahasa Osing merupakan bahasa baru yang mengandung turunan bahasa Jawa Kuno.
ADVERTISEMENT
Wahyudiono dalam Lestari (2023: 91) pada buku berjudul Pengasuhan Anak: Teori dan Praktik Baik menjelaskan bahwa bahasa Osing merupakan bahasa turunan yang langsung dari bahasa Jawa Kuno, dulunya digunakan pada masa kerajaan Majapahit.
Masyarakat yang masih menggunakan bahasa Osing sebagai bahasa sehari-hari adalah masyarakat Desa Kemiren. Mereka menggunakan bahasa Osing untuk melestarikan budaya suku Osing serta mengenalkannya kepada masyarakat luar.
Contoh bahasa Osing, yaitu:
Itulah penjelasan tentang sejarah serta ciri-ciri suku Osing di Banyuwangi. (AA)