Konten dari Pengguna

Mengenal Seorang Musafir Cina yang Pernah Singgah di Kerajaan Sriwijaya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
6 Juni 2024 20:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Hanya Ilustrasi: Mengenal Seorang Musafir Cina yang Pernah Singgah di Kerajaan Sriwijaya. Sumber: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto Hanya Ilustrasi: Mengenal Seorang Musafir Cina yang Pernah Singgah di Kerajaan Sriwijaya. Sumber: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar yang menganut agama Buddha. Kemajuan kerajaan Sriwijaya tercatat dalam catatan musafir Cina. Salah satu musafir Cina yang pernah singgah di Kerajaan Sriwijaya adalah I-Tsing.
ADVERTISEMENT
Lantas siapakah I-Tsing dan bagaimana catatan atas kunjungannya di kerajaan Sriwijaya, simak di sini!

Awal Perjalanan I-Tsing ke Kerajaan Sriwijaya

Foto Hanya Ilustrasi: Mengenal Seorang Musafir Cina yang Pernah Singgah di Kerajaan Sriwijaya. Sumber: THÁI NHÀN/Pexels.com
Oktavia Rokhimatur Rizki dalam buku berjudul Kerajaan-Kerajaan Budha Yang Pernah ada di Indonesia menjelaskan bahwa I-Tsing melakukan kunjungan ke kerajaan Sriwijaya sebelum melaksanakan studi ke Universitas Nalanda di India dengan tujuan memperdalam ajaran Buddha.
I-Tsing lahir pada tahun 635 M di Yanjing, China. Ia telah menjadi biksu di usia 14 tahun dan merupakan pengagum dari Fa Hien atau Faxian, yakni seorang biksu China yang terkenal melaksanakan perjalanan ke India di abad ke-4.
Pengembaraan dimulai dari Guangzhou menaiki kapal dagang kemudian singgah di Sriwijaya. Kunjungan pertama I-Tsing ke Sriwijaya, ia singgah selama 6 bulan di Sriwijaya untuk belajar bahasa Melayu dan Sansekerta.
ADVERTISEMENT
Pada kunjungan yang kedua di tahun 687, I-Tsing singgah kembali ke Sriwijaya dan pada masa ini, Palembang menjadi pusat penyebaran agama Buddha.
I-Tsing tinggal 2 tahun dan ia menerjemahkan kitab suci Buddha dari bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Mandarin. Setelah menuntaskan proses menerjemahkan kitab suci Buddha, I-Tsing memutuskan kembali ke China.

Laporan I-Tsing tentang Kerajaan Sriwijaya

Wahyu Wibowo dalam buku berjudul Manajemen Bahasa: Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis menjelaskan bahwa berdasarkan catatan I-Tsing, antara tahun 690 dan 692 kerajaan Sriwijaya telah mengambangkan kekuasannya hingga hampir ke seluruh kawasan Sumatera.
Kerajaan Sriwijaya adalah rumah bagi sarjana Buddha, dan menjadi pusat pembelajaran agama Buddha. Dapat disimpulkan bahwa semasa kerajaan Sriwijaya, agama Buddhis berkembang dengan sangat pesat.
ADVERTISEMENT
Agama Buddhis yang berkembang pesat di kerajaan Sriwijaya juga didukung dengan hadirnya seorang Mahaguru Buddhis di Sriwijaya, yakni Sakyakirti.
Bukan hanya Mahaguru Buddhis, I-Tsing juga memberikan laporan tentang adanya perguruan Buddhis yang mempunyai hubungan baik dengan Universitas Nalanda, India.
Dengan demikian ada cukup banyak orang yang mempelajari dan menganut Buddhisme di kerajaan Sriwijaya. Dalam catatannya, I-Tsing juga menuliskan ada lebih dari 1000 pendeta yang belajar buddhis di kerajaan Sriwijaya.
Itulah penjelasan tentang seorang musafir Cina yang pernah singgah di kerajaan sriwijaya, yaitu I-Tsing. Semoga bermanfaat! (eK)