Konten dari Pengguna

Mengenal Suku Sakai: Asal, Kebiasaan, dan Kehidupan Sosial

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
23 April 2023 21:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi suku sakai. Sumber: Dedy_Timbul/pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi suku sakai. Sumber: Dedy_Timbul/pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Suku Sakai adalah kelompok masyarakat yang tinggal di pedalaman Kepulauan Riau. Suku Sakai juga termasuk salah satu suku yang kehidupannya masih bergantung pada alam.
ADVERTISEMENT
Kebergantungannya dengan alam ini ditunjukkan dalam Kearifan Lokal Budaya Suku Sakai Terhadap Sumber Daya Perairan Di Kabupaten Bengkalis bahwa salah satu cara memperoleh makanan bagi masyarakat suku Sakai adalah dengan cara menombak dan menggali.
Lantas, bagaimana fakta tentang kebiasaan dan kehidupan sosialnya? Temukan jawabannya dalam artikel ini.

Asal Suku Sakai

Ilustrasi suku sakai. Sumber: sasint/pixabay.com
Suku Sakai merupakan salah satu etnis Indonesia yang tinggal di pedalaman Kepulauan Riau.
Ada beberapa wilayah yang umum ditinggali oleh masyarakat suku Sakai, di antaranya Kandis, Balai Pungut, Minas, Kota Kapur, Sungai Siak, Duri, serta hulu Sungai Pait.
Masyarakat suku Sakai termasuk kelompok yang nomaden. Mereka hidup di sebuah pondok yang dapat dibongkar. Nah, pondok ini sendiri biasanya dihuni oleh keluarga inti bersama seorang pemimpin.
ADVERTISEMENT

Kebiasaan Suku Sakai

Masyarakat suku Sakai memiliki kebiasaan yang membuatnya menjadi tradisi turun-temurun hingga kini. Salah satu kebiasaan suku Sakai adalah hidup dengan berpindah-pindah tempat.
Akibat selalu menempati lokasi yang berbeda-beda, masyarakat suku Sakai juga meninggalkan jejak. Adapun salah satu bentuk jejak yang ditinggalkan adalah benda yang digunakan untuk mencari makanan.
Benda-benda tersebut dibuat oleh suku Sakai dari bahan-bahan yang berasal dari alam dan memiliki bentuk sederhana. Tujuannya tak lain lagi untuk membantu pekerjaan mereka.
Selain benda untuk bekerja, mereka juga memiliki kebudayaan lain, seperti Timo. Timo merupakan benda yang biasa digunakan untuk mewadahi madu dan terbuat dari kulit kerbau yang dikeringkan.
Bukan hanya itu, suku Sakai juga memiliki peninggalan lain, seperti Gegalung Galo atau alat pertanian. Benda ini umumnya digunakan untuk penjepit ubi manggalo saat masuk mengambil sari patinya. Gegalung Galo terbuat dari batang pohon dan bambu.
ADVERTISEMENT
Adapun dalam berburu hewan, masyarakat Suku Sakai menggunakan alat penangkap dan jerat yang dipasang dalam hutan.

Kehidupan Sosial Suku Sakai

Masyarakat suku Sakai hidup berkelompok dan berpindah-pindah tempat. Mereka cenderung mengikuti hutan yang berada di pesisir sungai.
Selain itu, suku Sakai juga memiliki ritual adat yang masih dipertahankan hingga saat ini. Misalnya, larangan penebangan pohon.
Bagi masyarakat yang melanggar peraturan itu, maka akan didenda dalam bentuk uang yang harganya setara dengan emas berukuran tertentu. Peraturan denda ini akan ditentukan dalam rapat adat dan disesuaikan dengan usia pohon.
Tradisi lain yang mereka miliki adalah adanya upacara adat kelahiran, kematian, hingga pernikahan.
Demikian sederet informasi tentang suku Sakai, tempat asalnya, kebudayaan, hingga kehidupan sosialnya. Semoga artikel ini bermanfaat bagimu. [ENF]
ADVERTISEMENT