Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Teknik Berhuma pada Masa Praaksara
11 November 2024 11:24 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam berbagai praktik pertanian, penerapan teknik ini memiliki dampak signifikan terhadap hasil yang diperoleh. Penggunaan teknik berhuma yang tepat dapat meningkatkan produktivitas serta keberlanjutan sistem pertanian di masa depan.
Teknik Berhuma
Dikutip dari Modul Sejarah Indonesia Kelas X di situs Kemendikbud, teknik berhuma adalah cara bercocok tanam dengan membersihkan hutan dan menanam bibit di dalamnya.
Pada masa praaksara, manusia purba menggunakan alat-alat sederhana seperti kapak batu untuk membuka lahan hutan.
Proses ini dilakukan dengan menebangi pohon, membersihkan semak belukar, dan membakar sisa tanaman untuk menciptakan lahan yang lebih subur.
Setelah lahan tersebut dibersihkan, mereka mulai menanam berbagai jenis tanaman pangan seperti padi, jagung, dan ubi yang menjadi sumber utama makanan mereka.
ADVERTISEMENT
Namun, teknik berhuma bukanlah metode yang tidak memiliki tantangan. Tanah yang digunakan untuk bercocok tanam cenderung kehilangan kesuburan setelah beberapa musim tanam.
Oleh sebab itu, manusia purba harus berpindah ke tempat lain untuk membuka lahan baru setelah lahan yang digunakan tidak lagi mampu menghasilkan hasil yang maksimal.
Dengan cara ini, mereka mengembangkan pola hidup nomaden, berpindah-pindah tempat untuk mencari lahan subur yang lebih baik.
Selain bertani, manusia purba juga mulai mengembangkan peternakan dengan memelihara hewan seperti babi dan sapi. Hewan-hewan ini menjadi sumber pangan tambahan serta turut membantu dalam proses pengolahan tanah.
Misalnya, sapi digunakan untuk membajak tanah, yang mempermudah pengolahan lahan dan mempercepat persiapan tanah untuk ditanami.
Selain itu, pemeliharaan hewan juga memberikan manfaat lainnya seperti menyediakan pupuk alami yang meningkatkan kesuburan tanah.
ADVERTISEMENT
Masa bercocok tanam ini dikenal sebagai revolusi kebudayaan karena mempengaruhi cara hidup manusia purba secara signifikan.
Sebelum mengenal teknik berhuma, manusia purba bergantung pada kegiatan berburu dan meramu untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka.
Dengan berkembangnya teknik berhuma, mereka tidak hanya mendapatkan pangan dengan cara yang lebih stabil dan terorganisir, tetapi juga mulai menetap di satu tempat dalam jangka waktu yang lebih lama.
Hal ini berkontribusi pada perkembangan kehidupan sosial yang lebih kompleks dan pembentukan komunitas yang lebih terstruktur.
Selama masa ini, manusia purba juga mulai mengembangkan berbagai inovasi dalam pertanian.
Mereka menemukan teknik irigasi sederhana untuk memastikan tanaman tetap mendapatkan air yang cukup, serta mulai mengelola hasil pertanian dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT
Pola hidup yang lebih menetap memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan budaya pertanian yang lebih maju dan lebih berkelanjutan.
Meskipun begitu, teknik berhuma tetap memiliki keterbatasan, terutama terkait dengan kebutuhan akan lahan yang cukup luas untuk mempertahankan hasil pertanian yang maksimal.
Teknik berhuma kemudian menjadi landasan bagi praktik pertanian yang lebih modern yang dikenal hingga saat ini.
Meskipun teknik ini sudah jarang digunakan, namun warisan dari praktik ini tetap ada dalam berbagai sistem pertanian tradisional di seluruh dunia.
Teknik berhuma memberikan bukti penting tentang bagaimana manusia purba beradaptasi dengan alam sekitar mereka dan bagaimana mereka memanfaatkan sumber daya alam untuk bertahan hidup.
Jadi, teknik berhuma memainkan peran penting dalam peralihan dari kehidupan berburu menuju kehidupan bertani yang lebih terorganisir.
ADVERTISEMENT
Pengembangan teknik ini membuka jalan bagi manusia untuk mengembangkan peradaban yang lebih maju dan stabil, serta berkontribusi pada sistem pertanian yang lebih berkelanjutan di masa depan. (Shofia)