Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Teori Titik Henti dalam Geografi
29 September 2023 23:37 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Secara harfiah, teori titik henti dalam geografi atau "The break point theory" adalah teori yang digunakan dalam menentukan jarak terjauh pada antar kawasan komersial di suatu kota.
ADVERTISEMENT
Teori ini memiliki peran penting dalam penempatan fasilitas publik dan pelayanan sosial di antara dua wilayah geografis yang berdekatan.
Untuk lebih memahami tentang teori titik henti dalam geografi tersebut, mari simak pembahasan dalam artikel ini.
Memahami Teori Titik Henti dalam Geografi
Mengutip dari buku Pasti Bisa Geografi untuk SMA/MA Kelas XII, teori titik henti dalam geografi pertama kali diperkenalkan oleh William J. Reilly.
Teori ini digunakan untuk memperkirakan penempatan pelayanan sosial, seperti fasilitas publik, di antara dua wilayah sehingga dapat dijangkau dengan mudah oleh penduduk setempat.
Salah satu konsep utama dalam teori titik henti adalah menentukan jarak maksimum antara kawasan komersial suatu kota.
William J. Reilly juga menerapkan prinsip-prinsip fisika gravitasi untuk mengukur kekuatan perdagangan antara dua kota.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, teori titik henti tidak hanya mempertimbangkan jarak fisik, tetapi juga faktor-faktor demografis dan ekonomi.
Syarat Teori Titik Henti
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menerapkan teori titik henti, sebagai berikut.
1. Keadaan Ekonomi Penduduk Relatif Sama
Salah satu asumsi utama dalam teori titik henti adalah bahwa dua wilayah yang ingin dihubungkan oleh fasilitas publik harus memiliki tingkat pendapatan yang relatif seimbang.
Hal ini akan memastikan bahwa pelayanan yang diberikan memiliki daya tarik yang sama bagi kedua wilayah.
2. Daya Beli Masyarakat Sama
Selain tingkat pendapatan, teori titik henti bisa diterapkan apabila daya beli masyarakat juga serupa.
Jika satu wilayah memiliki daya beli yang jauh lebih tinggi daripada yang lain, penentuan lokasi pelayanan sosial harus dapat mempertimbangkan perbedaan tersebut.
ADVERTISEMENT
3. Sarana dan Prasarana Transportasi yang Memadai
Aksesibilitas merupakan faktor penting dalam penentuan lokasi pelayanan sosial. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai akan memengaruhi kemudahan penduduk dalam mengakses fasilitas publik.
4. Topografi Daerah yang Datar
Topografi wilayah juga perlu dipertimbangkan dalam penerapan teori titik henti. Daerah dengan topografi yang bergelombang atau berbukit kemungkinan akan memerlukan penyesuaian dalam menentukan lokasi pelayanan sosial.
Demikian pembahasan mengenai teori titik henti dalam geografi beserta syaratnya. (AZS)