Konten dari Pengguna

Mengenal Teori Titik Henti dalam Geografi

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
29 September 2023 23:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi teori titik henti. Sumber foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teori titik henti. Sumber foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Secara harfiah, teori titik henti dalam geografi atau "The break point theory" adalah teori yang digunakan dalam menentukan jarak terjauh pada antar kawasan komersial di suatu kota.
ADVERTISEMENT
Teori ini memiliki peran penting dalam penempatan fasilitas publik dan pelayanan sosial di antara dua wilayah geografis yang berdekatan.
Untuk lebih memahami tentang teori titik henti dalam geografi tersebut, mari simak pembahasan dalam artikel ini.

Memahami Teori Titik Henti dalam Geografi

Ilustrasi teori titik henti. Sumber foto: Pexels
Mengutip dari buku Pasti Bisa Geografi untuk SMA/MA Kelas XII, teori titik henti dalam geografi pertama kali diperkenalkan oleh William J. Reilly.
Teori ini digunakan untuk memperkirakan penempatan pelayanan sosial, seperti fasilitas publik, di antara dua wilayah sehingga dapat dijangkau dengan mudah oleh penduduk setempat.
Salah satu konsep utama dalam teori titik henti adalah menentukan jarak maksimum antara kawasan komersial suatu kota.
William J. Reilly juga menerapkan prinsip-prinsip fisika gravitasi untuk mengukur kekuatan perdagangan antara dua kota.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, teori titik henti tidak hanya mempertimbangkan jarak fisik, tetapi juga faktor-faktor demografis dan ekonomi.

Syarat Teori Titik Henti

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menerapkan teori titik henti, sebagai berikut.

1. Keadaan Ekonomi Penduduk Relatif Sama

Salah satu asumsi utama dalam teori titik henti adalah bahwa dua wilayah yang ingin dihubungkan oleh fasilitas publik harus memiliki tingkat pendapatan yang relatif seimbang.
Hal ini akan memastikan bahwa pelayanan yang diberikan memiliki daya tarik yang sama bagi kedua wilayah.

2. Daya Beli Masyarakat Sama

Selain tingkat pendapatan, teori titik henti bisa diterapkan apabila daya beli masyarakat juga serupa.
Jika satu wilayah memiliki daya beli yang jauh lebih tinggi daripada yang lain, penentuan lokasi pelayanan sosial harus dapat mempertimbangkan perbedaan tersebut.
ADVERTISEMENT

3. Sarana dan Prasarana Transportasi yang Memadai

Aksesibilitas merupakan faktor penting dalam penentuan lokasi pelayanan sosial. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai akan memengaruhi kemudahan penduduk dalam mengakses fasilitas publik.

4. Topografi Daerah yang Datar

Topografi wilayah juga perlu dipertimbangkan dalam penerapan teori titik henti. Daerah dengan topografi yang bergelombang atau berbukit kemungkinan akan memerlukan penyesuaian dalam menentukan lokasi pelayanan sosial.
Demikian pembahasan mengenai teori titik henti dalam geografi beserta syaratnya. (AZS)