Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Tradisi Suku Bajo yang Menarik dan Asal-usulnya
2 Juli 2023 22:57 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Salah satu tradisi menarik yang masih ada hingga sekarang adalah Ma’dupa. Lalu, apa tradisi Ma’dupa dan bagaimana sejarahnya? Simak dalam penjelasan di bawah ini!
Tradisi Suku Bajo Ma’dupa
Asti Musman dalam buku berjudul Seni Mendidik Anak di Era 4.0 menjelaskan bahwa suku Bajo merupakan salah satu suku di Indonesia yang menarik dari segi kehidupannya. Sebab, mereka tinggal dan menggantungkan nafkahnya di laut.
Suku Bajo mempunyai tradisi Ma’dupa yang merupakan warisan kepercayaan suku Bajo secara turun-temurun dan hingga sekarang masih dijalankan oleh masyarakat suku Bajo.
Ma’dupa termasuk salah satu rangkaian tradisi saat melakukan baca-baca, ritual-ritual di pemakaman , atau ritual sebelum pembacaan ayat suci Al-Qur’an untuk mendoakan orang yang sudah meninggal.
Bukan hanya itu, Ma’dupa juga erat dengan sembahan-sembahan yang dijalankan ketua adat, orang tua, maupun imam kampung yang tahu tentang Ma'dupa ini.
ADVERTISEMENT
Asal-Usul Tradisi Suku Bajo Ma’dupa
Tradisi masyarakat Ma’dupa asalnya dari kebiasaan nenek moyang yang menjalankannya dengan turun-temurun. Ma’dupa ini sering disebut sebagai tradisi nunu dupa atau membakar dupa.
Ma’dupa sangat dipercayai oleh seluruh masyarakat suku Bajo. Mereka percaya bahwa setiap asap pada dupa yang dibakar maka doa-doa yang dipanjatkan bisa terkabulkan dan diterima.
Dupa sendiri termasuk benda yang digunakan sebagai alat ritual dalam prosesi pemakaman suku Bajo. Masyarakat mengatakan dupa adalah keharusan. Jika tidak ada dupa, maka tidak sah nilai kesakralan dalam ritual pemakaman tersebut.
Menurut kepercayaan suku Bajo, tradisi Ma’dupa tidak bisa lepas maupun dihilangkan. Sebab, dengan adanya pembakaran dupa bisa mengingatkan atau memberi tanda dalam ritual pemakaman tersebut.
ADVERTISEMENT
Misalnya, pembakaran dupa sebagai cara mengharumkan roh-roh. Dengan kata lain, seseorang yang sudah meninggal tersebut.
Dalam menjalankan tradisi Ma’dupa akan dipimpin oleh orang yang benar-benar mampu memimpin doa dalam ritual pemakaman yang dikenal sebagai Imah Kampuh.
Demikianlah penjelasan tradisi suku Bajo menarik yang masih ada hingga sekarang dan asal-usulnya. Semoga bermanfaat! (Ek)