Konten dari Pengguna

Mengenal Tradisi Ziarah yang Ada di Indonesia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
12 September 2024 14:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tradisi Ziarah, Foto: Unsplash/Waldemar
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tradisi Ziarah, Foto: Unsplash/Waldemar
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, ziarah adalah tradisi yang sangat umum dijumpai. Tradisi ziarah ini melibatkan kunjungan ke makam dan mengirim doa untuk keluarga, teman, atau tokoh-tokoh tertentu.
ADVERTISEMENT
Tradisi ziarah sebenarnya sudah ada sebelum kedatangan agama Islam di Indonesia. Setiap daerah di Indonesia memiliki istilah berbeda untuk ziarah, seperti nyekar dan munggahan.

Tradisi Ziarah di Indonesia

Ilustrasi Tradisi Ziarah, Foto: Pexels/RDNE Stock project
Mengutip jurnal Kebudayaan Islam, M. Misbahul Mujib (2016:207), Ziarah berasal dari kata "Zaara" yang berarti mengunjungi atau melewati. Tradisi ziarah telah ada sejak zaman sebelum Islam.
Pada masa pra-Islam, ziarah dilakukan dengan memohon kepada arwah orang yang telah meninggal. Karena itu, Rasulullah SAW awalnya melarang umatnya untuk berziarah kubur.
Namun, seiring perkembangan dakwah dan penyebaran agama Islam, ziarah kubur kemudian diperbolehkan dengan dasar bahwa umat Islam tidak meminta sesuatu kepada ruh orang yang sudah meninggal.
Di Indonesia, ziarah kubur merupakan salah satu tradisi penting bagi masyarakat. Selain mengunjungi makam keluarga dan kerabat, masyarakat Muslim Indonesia juga sering berziarah ke makam para wali, kiai, raja, atau tokoh-tokoh berpengaruh lainnya.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa waktu yang umum dipilih untuk berziarah kubur di Indonesia, seperti hari Jumat, menjelang hari raya, dan hari-hari besar lainnya.
Meskipun demikian, dalam Islam, ziarah kubur dapat dilakukan kapan saja tanpa ada ketentuan khusus mengenai hari-hari tertentu.

Fungsi dan Nilai Ziarah

Ilustrasi Tradisi Ziarah, Foto: Pexels/RDNE Stock project
Mengutip dari Jurnal Al-Adyan: Journal of Religious Studies, Syaifullah dan Eqlima Dwiana Safitri (2021:74), Ziarah memiliki memiliki 3 fungsi yaitu fungsi keagamaan, fungsi sosial, dan fungsi ekonomi.

Fungsi Keagamaan

Dalam konteks keagamaan, ziarah berfungsi untuk mengingatkan peziarah agar lebih bersyukur atas kehidupan yang diberikan untuk meningkatkan ibadah. Selain itu, ziarah juga dapat membantu mempererat hubungan dengan Tuhan saat mengirim doa.

Fungsi Sosial

Dalam melakukan aktivitas keagamaan seperti ziarah, diharapkan dapat memperkuat semangat kebersamaan dan solidaritas di antara para pengunjung dan pelaku ziarah.
ADVERTISEMENT
Hal ini tercermin dalam suasana yang akrab, hangat, dan harmonis di antara para pengunjung, yang berbagi tujuan dan keinginan yang sama.

Fungsi Ekonomi

Makam leluhur atau tokoh-tokoh penting sering menjadi lokasi ziarah bagi banyak orang, baik dari masyarakat setempat maupun dari luar kota bahkan luar provinsi.
Kondisi ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian warga lokal dengan menawarkan berbagai aksesori, kerajinan, dan kuliner khas daerah tersebut.
Demikianlah pembahasan tentang tradisi ziarah dan fungsinya. Ziarah tidak hanya mempererat hubungan dengan Tuhan dan merenungkan makna hidup, melainkan juga dapat memperkuat ikatan sosial dengan peziarah lainnya.