Konten dari Pengguna

Mengenal Tuanku Imam Bonjol sebagai Pemimpin Perang Padri

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
16 September 2023 13:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pemimpin Perang Padri. Sumber: Pixabay/pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemimpin Perang Padri. Sumber: Pixabay/pexels.com
ADVERTISEMENT
Perang Padri adalah perang saudara antara masyarakat adat dan masyarakat Padri selama 30 tahun di Minangkabau. Pemimpin Perang Padri sendiri, yaitu Tuanku Imam Bonjol.
ADVERTISEMENT
Martamin dalam Tuanku Imam Bonjol menyebutkan jika Tuanku Imam Bonjol termasuk salah satu pahlawan nasional yang sangat berjasa pada saat Perang Padri.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai siapa pemimpin Perang Padri, baca artikel ini sampai habis.

Sejarah dan Pemimpin Perang Padri

Ilustrasi pemimpin Perang Padri. Sumber: Pixabay/pexels.com
Perang Padri adalah perang saudara yang terjadi di wilayah Minangkabau, khususnya Kerajaan Pagaruyung. Peperangan ini terjadi sejak tahun 1803 sampai 1838 atau selama 30 tahun.
Latar belakang Perang Padri adalah permasalahan adat serta agama antara kaum adat dan kaum Padri. Hingga akhirnya, Belanda ikut campur dan justru memperkeruh suasana.
Akhirnya, kedua kaum tersebut bergabung untuk melawan penjajah Belanda sehingga menjadi perang antara rakyat Minangkabau dan penjajah Belanda.
Adapun pemimpin Perang Padri adalah Tuanku Imam Bonjol yang dikenal sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia. Kala itu, Tuanku Imam Bonjol berusaha membujuk masyarakat adat untuk bergabung dan melawan Belanda.
ADVERTISEMENT

Profil Tuanku Imam Bonjol

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, Tuanku Imam Bonjol adalah pemimpin Perang Padri. Tuanku Imam Bonjol dikenal sebagai seorang ulama sekaligus pahlawan nasional Indonesia.
Tuanku Imam Bonjol memiliki nama asli, yaitu Muhammad Shahab. Beliau lahir di Bonjol, Pasamanan, Sumatra Barat pada 1 Januari 1772.
Sebagai seorang ulama, beliau memperoleh banyak gelar, seperti Tuanku Imam, Peto Syarif, hingga Malin Basa. Pada saat terjadi Perang Padri, Tuanku Imam Bonjol memimpin pasukan Padri untuk melawan Belanda.
Sayangnya, Belanda justru melanggar Perjanjian Masang yang terjadi tahun 1824. Untungnya, kaum Padri telah lebih dulu bersatu dengan kaum adat berkat bujukan Tuanku Imam Bonjol lewat Plakat Puncak Pato yang terletak di Tabek Patah.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, kaum Padri akhirnya berseteru dengan sesama orang Minang yang justru membuat Tuanku Imam Bonjol menyesal.
Di sisi lain, Belanda terus menyerang hingga menggempur benteng Bonjol sehingga kedudukan Tuanku Imam Bonjol pun semakin sulit. Terlebih lagi, ketika Belanda mendapat bantuan dari Batavia.
Akhirnya, benteng Bonjol jatuh ke tangan Belanda pada 1837 dan Tuanku Imam Bonjol pun menyerah sehingga dibuang ke Cianjur serta dipindah ke dekat Manado.
Di tempat pengasingan itu pula, Tuanku Imam Bonjol meninggal dunia. Akan tetapi, berkat seluruh jasanya, pemerintah Indonesia akhirnya mengapresiasinya sebagai salah satu pahlawan nasional.
Itulah sederet informasi seputar sejarah dan profil singkat Tuanku Imam Bonjol sebagai pemimpin Perang Padri. [ENF]