Konten dari Pengguna

Mengetahui Upaya Penumpasan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
7 September 2023 23:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Upaya Penumpasan APRA. Sumber: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Upaya Penumpasan APRA. Sumber: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Peristiwa Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) terjadi pada 23 Januari 1950 di Bandung, yang dipimpin oleh mantan kapten KNIL bernama Raymond Westerling.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasinya, pemerintah melakukan berbagai upaya penumpasan APRA. Salah satunya dengan operasi militer.
Lantas, bagaimana proses penumpasan terhadap pemberontakan APRA? Simak penjelasannya di bawah ini.

Sekilas Tentang Pemberontakan APRA

Ilustrasi Upaya Penumpasan APRA. Sumber: Dio Hasbi Saniskoro/Pexesl.com
Nana Supriatna dalam buku berjudul Sejarah untuk Kelas XII menjelaskan bahwa Pemberontakan APRA dilatarbelakangi oleh adanya ketidaksepahaman mengenai pembentukan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS).
Pembentukan APRIS tersebut memicu berbagai ketegangan yang menjadi awal dari serangkaian pertumpahan darah. Karena pihak TNI menolak untuk bekerja dengan mantan anggota tentara Belanda, seperti KNIL atau tentara Belanda yang merupakan orang-orang pribumi.
Pemberontakan APRA dipimpin oleh Raymond Westerling, yang dulunya merupakan mantan kapten tentara Hindia Belanda Koninklijk Nederlands Indisch Leger atau KNIL.
Dalam aksinya, APRA menjadikan wilayah Jakarta dan Bandung sebagai target utama pemberontakannya.
ADVERTISEMENT
Pada 23 Januari 1950, pasukan APRA memulai pergerakannya dari Cimahi menuju Markas Divisi Siliwangi di pusat kota Bandung. Sepanjang perjalanannya, pasukan APRA tak ragu untuk menembaki para tentara Siliwangi yang sedang tak bersenjata.
Hinga akhirnya, pasukan APRA yang berjumlah sekitar 800 orang berhasil menguasai markas Siliwangi yang hanya berisikan 100 tentara saja. Pertempuran tersebut juga menewaskan Letkol Adolf Lembong akibat serangan dari pasukan APRA.

Upaya Penumpasan APRA

Pemerontakan yang semakin parah memaksa pemerintah pusat melakukan segala cara untuk mengatasinya. Berikut adalah upaya penumpasan APRA yang dilakukan oleh pemerintah.

1. Operasi Militer

Pemerintah melancarkan operasi militer pada tanggal 24 Januari 1950 dengan mengirimkan bala bantuan APRIS yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur ke Bandung.
ADVERTISEMENT
Pasukan APRA yang terdesak karena kalah jumlah akhirnya berhasil ditumpas oleh APRIS.

2. Mengadakan Perundingan

Selain operasi militer, pemerintah juga mengupayakan perundingan untuk mengatasi pemberontakan APRA.
Perundingan tersebut dihadiri oleh Moh. Hatta sebagai Perdana Menteri RIS kala itu, dengan Komisaris Tinggi Belanda HM Hirschfeld.
Hasil dari perundingan tersebut adalah Komandan Tinggi Belanda di Bandung, yaitu Mayor Jenderal Engels mendesak pasukan Westerling untuk segera meninggalkan kota Bandung.

3. Penangkapan Tokoh APRA

Penumpasan APRA selanjutnya adalah dengan memburu tokoh pemberontakan APRA, yakni Westerling dan Sultan Hamid II. Sultan Hamid II berhasil ditangkap tanggal 5 April 1950, namun Westerling berhasil melarikan diri ke Singapura.
Demikianlah penjelasan tentang upaya penumpasan APRA yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat! (Ek)