Konten dari Pengguna

Mengintip Isi Kitab Baratayuda yang Ditulis Mpu Sedah dan Mpu Panuluh

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
27 Juli 2023 19:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi isi kitab baratayuda, sumber foto: Aa Dil by pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi isi kitab baratayuda, sumber foto: Aa Dil by pexels.com
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini masih banyak yang belum tahu tentang isi kitab Baratayuda. Sebenarnya, kitab Baratayuda merupakan kitab yang ditulis oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh pada masa kekuasaan Raja Jayabaya.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, masa pemerintahan Kerajaan Kediri sering disebut sebagai zaman keemasan Jawa Kuno. Hal ini karena Kerajaan Kediri menghasilkan karya-karya sastra berkualitas tinggi, salah satunya kitab Baratayuda.
Dikutip dari Buku Manusia Indonesia, Alam & Sejarahnya karya Noor Hidayati, S.P., M.Pd., Hijriyah, S.Pd., M.Pd., dan Dr. Ngalimun, S.Pd., M.Pd., M.I.Kom, berikut sejarah tentang isi dari kitab Baratayuda.

Isi Kitab Baratayuda

Ilustrasi isi kitab baratayuda, sumber foto: GIVE GITA by pexels.com
Pada masa pemerintahan Jayabaya, lahirlah sebuah kitab yang dikenal Kitab Baratayuda. Kitab ini menggambarkan perang Pandawa dan Kurawa yang tercermin dalam perang Panjalu dan Jenggala.
Isi kitab Baratayuda menjelaskan tentang kisah peperangan dua saudara antara Pandawa dan Kurawa. Perang Baratayuda terjadi karena keinginan Pandawa mendapatkan kembali haknya.
ADVERTISEMENT
Hal ini dilakukan Pandawa karena mereka sudah menjalani hukuman berupa pengasingan selama 12 tahun. Jika hukuman ini selesai, sudah seharusnya Pandawa bisa kembali mendapatkan haknya sebagai penguasa Hastinapura sesuai perjanjian dengan Kurawa.
Tapi, pihak Kurawa tidak mau menyerahkan sedikit saja tahta tersebut. Setelah upaya damai menemui jalan buntu, maka terjadilah perang yang melibatkan pihak Pandawa dan Kurawa di medan Kurusetra.
Perang Batarayuda ini menyebabkan gugurnya tokoh kesatria baik dari kubu Pandawa maupun Kurawa. Bahkan di akhir perang, hanya sepuluh kesatria yang berhasil bertahan hidup.
Sepuluh kesatria tersebut yaitu lima Pandawa, Setyaki, Yuyutsu, Kripa, Kritawarma dan Aswatama. Pada akhirnya, perang Baratayudha dimenangkan oleh pihak Pandawa meskipun membuat banyak kesatria gugur di Medan perang.
ADVERTISEMENT
Setelah perang usai, Yudhistira pada akhirnya dinobatkan sebagai raja Hastinapura. Tahta Hastinapura sudah sah menjadi milik Pandawa sesuai dengan perjanjian awal meskipun harus perang saudara.
Kitab Baratayuda termasuk salah satu karya sastra Jawa Kuno yang tetap terkenal bahkan hingga masa Islam. Dalam pertunjukan wayang, beberapa bagian dari kitab Baratayuda sering akan dinyanyikan sebagai bagian dari suluk.
Tidak jarang kisah perang Baratayuda dalam kitab Baratayuda sering kali diangkat menjadi tema pertujukan wayang.
Isi kitab Baratayuda menggambarkan perang saudara antara Pandawa dan Kurawa yang tercermin dalam perang Panjalu dan Jenggala. Kitab ini sangat terkenal dan berarti sebagai salah satu karya sastra Jawa Kuno. (DSI)