Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Mengintip Kaitan Antara Korupsi dan Bubarnya VOC
29 Oktober 2023 23:47 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Terdapat kaitan erat antara korupsi dan bubarnya VOC yang berpengaruh pada sejarah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Sejarah oleh Ferry T, dkk., kelompok-kelompok dagang Belanda berhimpun dan membentuk kongsi dagang bernama VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie). VOC dipimimpin dewan yang terdiri dari 17 orang dinmana hak hidup diperoleh dari raja dalam bentuk Piagam.
VOC kemudian dibubarkan karena berbagai faktor, salah satunya berkaitan dengan korupsi. Berikut penjelasannya.
Kaitan Antara Korupsi dan Bubarnya VOC
VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) atau Kongsi Dagang Belanda merupakan organisasi yang berdiri pada 20 Maret 1602. Organisasi ini diberi hak istimewa berupa kewenangan layaknya sebuah negara sehingga berhasil membawa banyak keuntungan untuk Belanda.
Namun, VOC kemudian bubar pada 31 Desember 1799. Pembubaran VOC tersebut diakibatkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah korupsi. Bahkan korupsi disebut sebagai penyebab utama dari bubarnya VOC.
ADVERTISEMENT
Para pegawai VOC diketahui melakukan korupsi dengan menyalahgunakan jabatan untuk memperkaya diri sendiri. Akibatnya, pendapatan organisasi jadi semakin berkurang sehingga menyebabkan kerugian tinggi.
Para pegawai maupun pejabat VOC melakukan korupsi dengan berbagai cara. Salah satunya dari upeti atau hadiah yang diperoleh para pejabat VOC pada masa pergantian jabatan. Sistem tersebut justru mendorong terjadinya korupsi.
Biaya yang dikorupsi pun beraneka ragam, termasuk biaya untuk perang. Selain itu, pejabat VOC juga kerap menjalankan perdagangan gelap atau ilegal. Contoh pejabat yang melakukan hal tersebut adalah Gubernur Jenderal van Hoorn.
Gubernur Jenderal van Hoorn diketahui menumpuk kekayaan sampai 10 juta gulden ketika kembali ke Belanda. Padahal,gajinya setiap bulan hanya sebesar 700 gulden. Sebenarnya, korupsi yang ada dalam VOC tidak hanya dilakukan oleh pejabat , namun mulai dari pegawai rendah sekalipun.
ADVERTISEMENT
Akibat menjamurnya praktik korupsi, VOC harus menanggung beban hutang yang semakin besar dan berat sehingga membuatnya jatuh ke lubang kebangkrutan. Bahkan, VOC mendapat julukan sebagai Vergaan Onder Corruptie dengan arti tenggelam karena korupsi.
Beban yang harus ditanggung VOC begitu besar hingga organisasi tersebut harus segera dibubarkan. VOC pun resmi dibubarkan pada 31 Desember 1799.
Kesimpulannya, korupsi memiliki kaitan besar dengan bubarnya VOC. Di mana para pejabat dan pegawai VOC kerap menggunakan wewenangnya untuk kepentingan dan kekayaan pribadi.
Demikian pembahasan mengenai kaitan antara korupsi dan bubarnya VOC yang penting untuk diketahui. (LAU)