Konten dari Pengguna

Mengintip Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
7 Juli 2024 20:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah EYD. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah EYD. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejarah EYD menjadi pengetahuan yang menarik diulas karena tetap digunakan hingga kini.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Bahasa Indonesia dalam Karangan Ilmiah oleh Ade Nurul Izatti, dkk., Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) merupakan pedoman resmi yang bisa digunakan instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
Lantas, bagaimana sejarah EYD itu sendiri?

Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan

Ilustrasi Sejarah EYD. Sumber: Unsplash
Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan atau EYD merupakan pedoman resmi penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar. EYD diterbitkan pertama kali pada 1972. Namun pada 1987, pada bagian depan ditambahkan frasa pedoman umum yang mengubahnya menjadi Pedoman Umum EYD Edisi II.
Pada 2009, pedoman tersebut dimutakhirkan menjadi Pedoman Umum EYD Edisi III. Hingga pada 2015, terdapat perubahan lagi yang mengubahnya menjadi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) Edisi IV.
ADVERTISEMENT
Tak berhenti di situ, Badan Bahasa, Kemendikbudristek, secara resmi menerbitkan EYD Edisi V. Adanya penerbitan dan perkembangan pedoman tersebut tentunya tak lepas dari sejarah penggunaan bahasa di Indonesia.
Ratusan tahun lalu, masyarakat Indonesia belum menggunakan bahasa Indonesia. Pada masa kerajaan Sriwijaya, bahasa yang digunakan belum memakai huruf latin seperti yang terlihat pada berbagai prasasti. Bahasa yang digunakan adalah Melayu Kuno dengan huruf Pallawa.
Para pedagang Melayu yang mengunjungi Indonesia menggunakan bahasa Melayu yang menyebar ke berbagai kota pelabuhan. Pada 1901 ejaan latin mendapat perhatian khusus sehingga ditetapkan Ejaan Van Ophujisen.
Ejaan tersebut kembali disempurnakan pada 1938 dalam Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Sembilan tahun kemudian, Putusan Menteri Pengadjaran Pendidikan dan Kebudajaan menetapkan perubahan ejaan baru pada 1947.
ADVERTISEMENT
Hingga pada 1954, Menteri Pendidikan dan Kebudajaan menetapkan perubahan ejaan yang ditindaklanjuti pemerintah. Hasilnya yakni lahirnya konsep sistem ejaan yang bernama Ejaan Pembaharuan namun tidak dapat dilaksanakan karena terdapat huruf yang tidak praktis.
Setelah melalui proses panjang dan beberapa seminar, pada 1972 lahirlah EYD yang diresmikan oleh presiden.
Nah itu dia sekilas pembahasan mengenai sejarah EYD dan perkembangannya.(LAU)