Konten dari Pengguna

Mengulas Latar Belakang beserta Hasil Perundingan Renville

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
14 Agustus 2023 22:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: Hasil Perundingan Renville. Sumber: RDNE Stock project/Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Hasil Perundingan Renville. Sumber: RDNE Stock project/Pexels.com
ADVERTISEMENT
Perundingan Renville merupakan kesepakatan antara Indonesia dan Belanda. Hasil Perundingan Renville yang terdiri atas beberapa kesepakatan membawa dampak tersendiri untuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana latar belakang Perundingan Renville dan apa saja kesepakatan yang dihasilkan? Agar semakin tahu, simak dalam penjelasan di bawah ini!

Latar Belakang Perundingan Renville

Ilustrasi: Hasil Perundingan Renville. Sumber: Mikhail Nilov/Pexels.com
A. Kardiyat Wiharyanto dalam buku berjudul Sejarah Indonesia dari Proklamasi sampai Pemilu 2009 menjelaskan bahwa Perundingan Renville merupakan usaha KTN atau Komisi Tiga Negara.
Pemerintah Indonesia dan Belanda mengadakan perundingan yang diadakan di atas geladak kapal perang Amerika Serikat, Renville, yang sedang berlabuh di Teluk Jakarta.
Perundingan Renville diselenggarakan untuk menuntaskan perselisihan yang diakibatkan Belanda mengingkari Perjanjian Linggarjati tahun 1946 untuk mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto.
Pada perundingan ini, pemerintah Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin. Sedangkan, pihak Belanda diwakili oleh Abdulkadir Widjojoatmodjo.
ADVERTISEMENT
Selama Perundingan Renville berlangsung, delegasi Indonesia selalu berkonsultasi dengan pemerintah pusat di Yogyakarta ketika menghadapi masalah-masalah yang rumit, di antaranya masalah tentang daerah kekuasaan Indonesia.
Kemudian, pada 13 Januari 1948, diadakan perundingan RI-KTN di Kaliurang. Delegasi Indonesia dihadiri oleh Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta, PM Syahrir, serta Jenderal Soedirman.
Hampir satu setengah bulan menjalankan perundingan, kedua delegasi akhirnya menyetujui Perundingan Renville pada 17 Januari 1948.

Hasil Perundingan Renville

Ilustrasi: Hasil Perundingan Renville. Sumber: Aditya Joshi/Unsplash.com
Hasil Perundingan Renville tersebut adalah:
ADVERTISEMENT
Hasil Perundingan Renville jelas sangat merugikan Indonesia. Wilayah Indonesia pun semakin sempit. Selain itu, Belanda juga terus berusaha menghancurkan wilayah Indonesia dengan blokade ekonominya. Akibatnya, muncul berbagai reaksi.
Karena itu, tidak mengherankan jika Kabinet Amir yang menerima Perundingan Renville memperoleh tantangan hebat dari partai-partai besar, misalnya Masyumi dan PNI.
Amir Syarifuddin kemudian menyerahkan mandatnya kepada Presiden Soekarno pada 23 Januari 1948. Setelah jatuhnya Kabinet Amir, Moh. Hatta diminta Presiden Soekarno untuk membentuk kabinet yang baru dan terbentuklah Kabinet Hatta.
Kabinet ini berusaha menaati Perundingan Renville. Tujuannya supaya strategi diplomasi masih bisa dijalankan. Dengan demikian, dunia internasional akan tetap percaya kepada pemerintah Indonesia.
Demikianlah penjelasan tentang hasil Perundingan Renville. Semoga bermanfaat! (Ek)
ADVERTISEMENT