Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Mengulas Latar Belakang Perjanjian Oslo beserta Isinya
9 November 2023 23:31 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Agar semakin tahu tentang Perjanjian Oslo, simak penjelasannya di bawah ini!
Latar Belakang Perjanjian Oslo
Riza Sihbudi dalam buku berjudul Menyandera Timur Tengah menjelaskan bahwa Perjanjian Oslo muncul sebagai peristiwa bersejarah yang berlangsung dalam dua edisi, yakni September 1993 (Oslo I) dan September 1995 (Oslo II).
Munculnya Perjanjian Oslo bermula saat ada perwakilan Israel dan PLO menjalankan pertemuan di Oslo, Norwegia tahun 1993.
Perjanjian ini mempertemukan Israel melalui Wakil Perdana Menteri Yitzhak Rabin serta Yasser Arafat sebagai pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Pertemuan tersebut tidak membahas tentang isu politik, tetapi tentang isu sosial-ekonomi di kawasan pendudukan. Kemudian, pertemuan berlanjut dalam pertemuan politis.
Selanjutnya, Perjanjian Oslo I berhasil ditandatangani pada 13 September 1993 di Washington, D.C. oleh beberapa tokoh, yakni Mahmoud Abbas sebagai wakil PLO serta Shimon Perez sebagai wakil Israel.
ADVERTISEMENT
Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Warren Christopher asal Amerika Serikat dan Andrei Kozyrev asal Rusia dan langsung di hadapan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton, Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin, serta Ketua PLO Yasser Arafat.
Selanjutnya, pada 28 September 1995, penandatanganan Perjanjian Oslo II terjadi di Washington, D.C. yang dilakukan oleh Yitzhak Rabin sebagai Perdana Menteri Israel dan Yasser Arafat sebagai Ketua PLO, kemudian dilaksanakan juga oleh Bill Clinton.
Isi Perjanjian Oslo
Pada Perjanjian Oslo I, Israel dan PLO berjanji akan mengakhiri konflik yang berlangsung puluhan tahun antara Israel-Palestina. Perjanjian ini membuat pihak-pihak harus mengakui keberadaan satu sama lain.
Kemudian, pada 1995, muncul Perjanjian Oslo II berisi perjanjian lebih rinci tentang pemerintahan baru pihak Israel-Palestina. Bukan hanya itu, Perjanjian Oslo II juga membahas berbagai isu tentang perbatasan negara, hak-hak berbagai pihak, dan keamanan wilayah.
ADVERTISEMENT
Pada satu sisi, Perjanjian Oslo II menjadikan Palestina dapat memegang kendali yang terbatas di Tepi Barat dan Gaza. Sementara, Israel diizinkan mencaplok sebagian daerah di Tepi Barat.
Itulah pembahasan tentang Perjanjian Oslo sebagai upaya perdamaian Israel dan Palestina. Semoga bermanfaat! (Ek)