Mengungkap Latar Belakang Perjanjian Giyanti antara Mataram dan Belanda

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
24 Mei 2023 19:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi latar belakang perjanjian giyanti. Sumber foto: Unsplash.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi latar belakang perjanjian giyanti. Sumber foto: Unsplash.
ADVERTISEMENT
Latar belakang Perjanjian Giyanti yang terjadi antara Kerajaan Mataram dan Belanda menjadi salah satu penggalan kisah kolonialisme Belanda di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Perjanjian Giyanti adalah sebuah perjanjian yang ditandatangani antara Kesultanan Mataram dengan Belanda pada tanggal 13 Februari 1755.
Mengutip buku Kitab Terlengkap Sejarah Mataram, dijelaskan bahwa Perjanjian Giyanti diadakan di Desa Giyanti yang terletak di kawasan Karanganyar Jawa Tengah.

Mengenal Latar Belakang Perjanjian Giyanti

Ilustrasi latar belakang Perjanjian Gayanti. Sumber foto: Unsplash
Pada abad ke-17, Kesultanan Mataram mengalami periode ketidakstabilan politik dan perang saudara.
Hal ini melemahkan kesultanan tersebut secara signifikan dan menciptakan kesempatan bagi kekuatan asing, seperti Belanda, untuk mengintervensi dan memperluas pengaruh mereka di Jawa.
Hingga akhirnya pada tahun 1741-1743, terjadi salah satu konflik besar antara Kesultanan Mataram dan Kolonial Belanda yang disebut sebagai Perang Jawa.
Perang ini terjadi karena Mataram mencoba membebaskan diri dari kekuasaan Belanda yang semakin kuat. Namun, Mataram akhirnya kalah dan dipaksa untuk mengakui dominasi Belanda.
ADVERTISEMENT
Setelah kemenangannya di Perang Jawa, Belanda membagi Kesultanan Mataram menjadi dua bagian yang lebih kecil, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
Pembagian ini bertujuan untuk mengurangi kekuatan politik Mataram dan mempertahankan kendali Belanda atas Jawa Tengah.
Namun pasca pembagian, terjadi konflik di antara penguasa Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta yang saling bersaing untuk mendapatkan pengaruh dan kekuasaan yang lebih besar.
Belanda melihat peluang untuk memanfaatkan perselisihan ini dan memperluas kontrol mereka di Jawa Tengah. Caranya dengan mengeluarkan Perjanjina Giyanti.
Perjanjian Giyanti merupakan hasil dari negosiasi antara Belanda, Kasunanan Surakarta, dan Kesultanan Yogyakarta.
Dalam perjanjian ini, Belanda mengakui Kasunanan Surakarta sebagai penguasa wilayah Jawa Tengah, sementara Kesultanan Yogyakarta diakui sebagai penguasa wilayah Jawa bagian selatan.
ADVERTISEMENT
Perjanjian ini juga mengatur hubungan politik dan ekonomi antara penguasa Jawa dengan Belanda.
Itulah ulasan mengenai latar belakang Perjanjian Giyanti antara Matara dan Belanda.
Perjanjian ini menandai dominasi Belanda yang semakin kuat di Jawa sekaligus memperkuat pengaruh mereka dalam urusan politik dan ekonomi di sana. (AZS)