Konten dari Pengguna

Mengungkap Sejarah Alat Musik Bedug di Indonesia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
11 September 2023 23:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bedug. Sumber foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bedug. Sumber foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Bedug telah menjadi salah satu alat musik yang memiliki peran penting dalam budaya dan agama di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sejarah alat musik bedug di Indonesia diperkirakan sudah dimulai sejak ratusan tahun yang lalu. Untuk lebih jelasnya, mari simak pembahasannya di sini.

Mengenal Alat Musik Bedug

Ilustrasi bedug. Sumber foto: Unsplash
Mengutip situs surakarta.go.id, bedug adalah alat musik perkusi dengan fungsi ganda sebagai alat komunikasi tradisional.
Alat ini terbuat dari batang kayu besar atau pohon enau dengan panjang sekitar satu meter. Ketika dipukul, bedug menghasilkan suara yang dalam dan berat sehingga dapat terdengar hingga jarak yang cukup jauh.
Aktvitas memukul bedug atau "nabuh bedug" memiliki konotasi yang bersifat religius. Hal ini berkaitan dengan penggunaan bedug untuk memberitahu waktu salat atau sembahyang bagi umat Islam di berbagai daerah Indonesia.

Sejarah Musik Bedug di Indonesia

Indonesia dengan segala keberagaman budaya dan tradisinya, juga memiliki sejarah panjang dalam penggunaan alat musik, seperti bedug.
ADVERTISEMENT
Berikut ini adalah berbagai teori mengenai sejarah alat musik bedug di Indonesia.

1. Teori Laksamana Cheng Ho

Salah satu teori yang menjelaskan tentang sejarah asal-usul bedug adalah teori Laksamana Cheng Ho. Pendapat ini mengaitkan bedug dengan ekspedisi pasukan Cheng Ho pada abad ke-15.
Cheng Ho merupakan seorang laksamana utusan kekaisaran Ming yang beragama Islam. Ia diyakini sebagai orang yang menginginkan penggunaan bedug di masjid-masjid di Indonesia, mirip dengan penggunaan alat serupa di kuil-kuil Budha di Cina.

2. Teori Cornelis de Houtman

Teori lain menyebutkan bahwa penggunaan bedug telah ada sejak zaman Majapahit pada abad ke-14 hingga ke-16 Masehi.
Cornelis De Houtman, seorang komandan ekspedisi Belanda, mencatat dalam perjalanannya bahwa bedug sudah banyak digunakan pada abad ke-16.
Ia menggambarkan bagaimana bedug digantung dan dibunyikan di setiap perempatan jalan menggunakan tongkat pemukul.
ADVERTISEMENT
Bedug biasanya digunakan sebagai tanda bahaya dan penanda waktu. Kesaksian ini menunjukkan bahwa bedug telah ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada waktu itu.

3. Teori India

Teori lainnya mengaitkan bedug dengan masuknya agama Hindu ke Nusantara.
Bedug dianggap telah masuk ke Indonesia sejak awal penyebaran agama Hindu yang dibawa oleh pedagang dan pemuka agama Hindu dari India.
Seiring dengan penyebaran agama Hindu, penggunaan bedug juga menjadi bagian dari praktik agama dan kebudayaan di Indonesia.
Sejarah alat musik bedug di Indonesia adalah cerminan dari keberagaman budaya dan agama yang ada di negara ini.
Alat musik ini telah menjadi bagian integral dalam kehidupan masyarakat Indonesia, baik di masa lampau maupun masa modern saat ini. (AZS)
ADVERTISEMENT