Konten dari Pengguna

Mengungkap Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia beserta Perkembangannya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
27 Juni 2023 21:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah ejaan bahasa Indonesia (Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah ejaan bahasa Indonesia (Pixabay)
ADVERTISEMENT
Sejarah ejaan bahasa Indonesia adalah cerminan dari perkembangan bahasa dan upaya standarisasi komunikasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ejaan bahasa memiliki peran penting dalam mempertahankan keberagaman bahasa dan budaya serta dalam memfasilitasi pemahaman dan komunikasi yang efektif di antara masyarakat Indonesia.
Bagaimana sejarah ejaan bahasa Indonesia itu sendiri? Simak artikel ini.

Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia

Ilustrasi sejarah ejaan bahasa Indonesia (pixabay)
Dikutip dari buku Seri Penyuluhan 1: Ejaan dalam Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa sebelum huruf Latin digunakan untuk menuliskan bahasa Indonesia, masyarakat telah mengenal dan menggunakan huruf Arab.
Sampai sekarang, masih tampak buku atau naskah lama yang berbahasa Melayu, yaitu asal mula bahasa Indonesia, menggunakan huruf-huruf tersebut.
Melalui perjalanan panjangnya, ejaan bahasa Indonesia telah mengalami berbagai perubahan dan penyesuaian untuk mencerminkan sejarah perkembangan bahasa di negara ini.
Berikut ini adalah sejarah perkembangan ejaan bahasa Indonesia:
ADVERTISEMENT

1. Ejaan van Ophuijsen pada Awal Abad ke-20

Pada awal abad ke-20, ejaan bahasa Indonesia diatur oleh Ejaan van Ophuijsen yang diperkenalkan oleh C. van Ophuijsen pada tahun 1901. Ejaan ini mengadopsi aturan ejaan Belanda dengan sedikit penyesuaian untuk bahasa Indonesia.
Namun, Ejaan van Ophuijsen dianggap kurang sesuai dengan fonologi dan struktur bahasa Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah pun berinisiatif untuk menyempurnakan ejaan tersebut dengan menyesuaikannya dengan bahasa Indonesia.

2. Ejaan Soewandi (1947-1956)

Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengembangkan ejaan yang lebih sesuai dengan bahasa Indonesia.
Pada tahun 1947, Ejaan Soewandi pun diperkenalkan. Ejaan ini berusaha menyederhanakan aturan ejaan dan menyesuaikannya dengan sistem bunyi bahasa Indonesia.

3. Ejaan Pembaharuan (1956-1961)

Pada tahun 1956, ejaan bahasa Indonesia mengalami perubahan signifikan dengan diperkenalkannya Ejaan Pembaharuan. Ejaan ini bertujuan untuk memperjelas hubungan antara bunyi dan huruf dalam bahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT

4. Ejaan Melindo (1961-1967)

Ejaan Melindo diperkenalkan pada tahun 1961 yang merupakan "Ejaan yang disempurnakan oleh para ahli bahasa Indonesia". Ejaan ini bertujuan untuk menyempurnakan Ejaan Pembaharuan sebelumnya dan memberikan aturan ejaan yang lebih konsekuen.

5. Ejaan Lembaga Kesusastraan (1967-1972)

Pada tahun 1967, Lembaga Kesusastraan menjadi penanggung jawab penyusunan ejaan bahasa Indonesia. Ejaan yang dihasilkan oleh lembaga ini mencoba menggabungkan berbagai variasi ejaan yang ada dan menghasilkan aturan yang lebih terstandarisasi.

6. Ejaan yang Disempurnakan (1972-2015)

Ejaan yang Disempurnakan diperkenalkan pada tahun 1972 dan bertujuan untuk menyederhanakan aturan ejaan bahasa Indonesia serta menyesuaikannya dengan perkembangan bahasa dan tata bahasa Indonesia.
Ejaan yang Disempurnakan digunakan selama lebih dari tiga dekade dan banyak karya tulis menggunakan ejaan ini.

7. Ejaan Bahasa Indonesia (2015-Sekarang)

Pada tahun 2015, Pusat Bahasa dan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa meluncurkan Ejaan Bahasa Indonesia yang menggantikan Ejaan yang Disempurnakan.
ADVERTISEMENT
Ejaan ini mengalami beberapa perubahan dan penyempurnaan, termasuk dalam hal penggunaan huruf kapital, penggunaan tanda baca, dan penghapusan beberapa ejaan alternatif.
Perkembangan ejaan bahasa Indonesia mencerminkan upaya untuk menghasilkan aturan ejaan yang lebih konsisten dan sesuai dengan struktur bahasa Indonesia. Perkembangan ini juga menggambarkan kesadaran akan pentingnya standarisasi bahasa dalam komunikasi dan pendidikan.