Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Menilik Perlawanan Kaum Padri terhadap Kolonialisme Belanda
15 Oktober 2023 22:03 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perlawanan Kaum Padri merupakan salah satu babak penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialisme Belanda di wilayah Minangkabau.
ADVERTISEMENT
Peristiwa yang dikenal sebagai Perang Padri tersebut terjadi di wilayah Sumatera Barat pada tahun 1803-1839 antara kaum Padri melawan Belanda yang didukung oleh kaum Adat.
Simak pembahasan mengenai perlawanan kaum Padri terhadap kolonialisme Belanda pada Perang Padri dalam ulasan di bawah ini.
Mengenal Kaum Padri
Mengutip situs agamkab.go.id, Kaum Padri adalah sebutan yang digunakan untuk merujuk kepada kelompok masyarakat yang menjadi pilar utama dalam penegakan syariat Islam di kawasan Kerajaan Pagaruyung, Minangkabau.
Istilah "Padri" sendiri berasal dari bahasa Portugis, yang berarti "pendeta," atau juga bisa dikaitkan dengan kata "padre" dalam bahasa Spanyol.
Namun, ada sebagian sejarawan yang berpendapat bahwa "Padri" merupakan sebutan untuk ulama-ulama yang pernah menimba ilmu agama Islam di Pedir, sebuah tempat di Aceh yang kini dikenal sebagai Pidie.
ADVERTISEMENT
Kehadiran Kaum Padri dalam sejarah Minangkabau tidak hanya meninggalkan warisan perjuangan yang kuat, tetapi juga menunjukkan peran penting yang dimainkan oleh masyarakat Minangakabau.
Bentuk Perlawanan Kaum Padri
Berikut ini adalah berbagai bentuk perlawanan dari kaum Padri terhadap kolonialisme Belanda.
1. Melakukan Taktik Perang Gerilya
Kaum Padri menerapkan taktik perang gerilya yang efektif untuk menghadapi pasukan Belanda.
Mereka memanfaatkan medan pegunungan dan hutan yang rumit sebagai tempat perlindungan serta melancarkan serangan tiba-tiba terhadap pasukan Belanda.
2. Menyerang secara Bertahap Pos-pos Militer Belanda
Kaum Padri juga mengambil pendekatan bertahap dalam menyerang pos-pos militer Belanda.
Mereka merebut dan mengendalikan daerah demi daerah seiring waktu sehingga memberi kerugian bagi Belanda.
3. Perlawanan Menggunakan Senjata Tajam
Selain senjata api, Kaum Padri juga terampil menggunakan senjata tajam seperti keris dan pedang.
Mereka memanfaatkan keahlian dalam pertempuran jarak dekat ini untuk mendukung perjuangan melawan kolonialisme Belanda.
ADVERTISEMENT
4. Merangkul Kaum Adat untuk Bersama Menyerang Belanda
Kaum Padri juga menjalin kerjasama dengan masyarakat adat setempat.
Mereka memahami pentingnya dukungan rakyat dalam perjuangan mereka dan berusaha untuk menyatukan elemen-elemen lokal untuk melawan kolonialisme Belanda.
5. Membuat Benteng Pertahanan di Lintau
Kaum Padri mendirikan benteng-benteng pertahanan di berbagai lokasi, seperti di Lintau. Benteng-benteng ini menjadi pusat perlawanan dan tempat berlindung dari serangan Belanda.
Demikian pembahasan mengenai perlawanan kaum Padri terhadap kolonialisme Belanda.
Perlawanan Kaum Padri bukan hanya tentang pertempuran fisik melawan penjajah, melainkan juga tentang pemeliharaan nilai-nilai agama, budaya serta semangat untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan wilayah mereka. (AZS)