Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menyimak Sejarah Museum Wayang dan Kisahnya
28 Juni 2023 22:40 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Membahas mengenai sejarah tentu sangat menarik, salah satunya adalah mengenai sejarah Museum Wayang yang bermula dari gereja tua VOC.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Museum-museum di DKI Jakarta, Museum Wayang diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta pada tanggal 13 Agustus 1975. Ada banyak sekali koleksi wayang yang terdapat dalam museum ini. Misalnya wayang kulit purba dan wayang golek.
Lantas, bagaimana sejarah Museum Wayang yang dikenal menyimpan banyak koleksi dan pengetahuan? Simak ulasannya di bawah ini.
Sejarah Museum Wayang
Mulanya, bangunan Museum Wayang adalah gereja tua yang dididrikan VOC pada tahun 1640 dan diberi nama 'de oude Hollandsche Kerk'. Fungsi dari bangunan tersebut adalah tempat ibadah bagi tentara dan penduduk Belanda.
Hingga pada tahun 1732, bangunan tersebut direnovasi serta dilakukan perubahan nama menjadi 'de nieuwe Hollandsche Kerk'. Bangunan ini teru berdiri dengan fungsi yang sama sampai tahun 1808.
ADVERTISEMENT
Tapi pada tahun tersebut terjadi gempa sehingga gereja mengalami kerusakan. Pada lokasi yang sama kemudian dibangun gedung dengan fungsi sebagai gudang milik perusahaan bernama Geo Wehry & Co.
Pada tahun 1912, bagian depan bangunan tersebut dibangun menggunakan gaya Noe Reinaissance. Setelah itu, pada tahun 1938 semua bagian gedung disesuaikan dengan gaya Belanda di zaman kolonial.
Hingga pada 14 Agustus 1936, tanah dan gedung tersebut dijadikan monumen serta dibeli oleh lembaga independen bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) dengan tujuan memajukan penelitian di bidang ilmu pengetahuan dan seni.
Hingga pada 1937, gedung tersebut diserahkan pada Stichting oud Batavia dan dijadikan museum yang bernama 'de oude Bataviasche Museum' atau museum Batavia Lama.
ADVERTISEMENT
Peresmian museum tersebut dilakukan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda terakhir, yaitu Jonkheer Mr. Alidius Warmoldus Lambertus Tjarda van Starkenborgh Stachouwer pada 22 Desember 1939.
Hingga pada 1957, museum tersebut diberikan pada Lembaga Kebudayaan Indonesia dan berganti nama menjadi Museum Jakarta Lama.
LKI kemudian menyerahkan gedung tersebut pada Departemen Pendidikan dan kebudayaan yang kemudian menyerahkannya pada Pemerintah DKI Jakarta pada 1968.
Akhirnya, pada tanggal 13 Agustus 1975, Gubernur Jakarta kala itu yang bernama Ali Sadikin meresmikan gedung tersebut dengan nama Museum Wayang.
Demikian pembahasan mengenai sejarah Museum Wayang yang hingga kini terus dilestarikan. Tertarik untuk berkunjung ke sana? (LAU)
ADVERTISEMENT