Mitos Ayam Berkokok Habis Magrib dan Artinya dalam Kepercayaan Masyarakat

Ilustrasi mitos ayam berkokok habis magrib. Foto: Pexels.com/Enrique

Mitos ayam berkokok habis magrib sudah lama dipercaya sebagian masyarakat sebagai pertanda gaib yang patut diwaspadai. Keyakinan ini diwariskan secara turun-temurun dan terus hidup di tengah lingkungan pedesaan maupun kota.

Meski tidak semua orang mempercayainya, kisah seputar kokokan ayam pada waktu tersebut tetap menjadi bahan perbincangan yang menarik.

Mitos Ayam Berkokok Habis Magrib

Ilustrasi mitos ayam berkokok habis magrib. Foto: Pexels.com/Ivan Babydov

Mitos ayam berkokok habis magrib muncul dari kepercayaan lama yang menyebutkan bahwa suara kokok ayam saat waktu sudah masuk malam bisa menandakan kehadiran makhluk halus.

Mengutip dari spca.nz, kokokan ayam sendiri merupakan bentuk komunikasi alami yang biasanya terjadi menjelang pagi atau saat ayam merasakan perubahan cahaya atau ancaman di sekitarnya.

Namun, ketika ayam tiba-tiba berkokok setelah waktu magrib, sebagian orang menganggapnya sebagai tanda yang tidak biasa dan berkaitan dengan hal supranatural.

Menurut tradisi lisan yang berkembang, ayam dipercaya memiliki kepekaan terhadap kehadiran makhluk tak kasat mata.

Kokokan yang terdengar setelah matahari tenggelam diyakini sebagai respon ayam terhadap energi asing atau keberadaan makhluk halus yang sedang melintas.

Beberapa masyarakat percaya bahwa suara tersebut adalah tanda bahwa ada jin, hantu, atau roh yang sedang berkeliaran di sekitar lingkungan.

Keyakinan ini membuat sebagian orang merasa perlu membaca doa-doa tertentu agar terhindar dari gangguan tak terlihat tersebut.

Di sisi lain, ada juga yang menafsirkan mitos ini sebagai pertanda akan terjadinya sesuatu, seperti berita duka, musibah, atau peristiwa tak terduga.

Suara ayam yang biasanya menyambut pagi tiba-tiba terdengar pada waktu malam menimbulkan rasa tidak nyaman bagi sebagian penduduk.

Oleh sebab itu, muncul kebiasaan menenangkan hewan peliharaan dan mengurung ayam ketika waktu magrib tiba, dengan tujuan menjaga keseimbangan suasana rumah.

Namun di luar sisi mistis, terdapat pula pandangan rasional yang berusaha menjelaskan fenomena ini dari sisi perilaku ayam.

Beberapa ahli menyebutkan bahwa ayam bisa berkokok kapan saja jika merasa terganggu oleh cahaya buatan, suara bising, atau ancaman dari hewan lain.

Ayam memiliki irama sirkadian yang cukup sensitif, sehingga mereka bisa menunjukkan perilaku yang tampak ganjil jika berada dalam lingkungan dengan pencahayaan atau gangguan yang tidak alami.

Dalam konteks ini, suara kokokan setelah magrib bisa jadi merupakan bentuk kewaspadaan ayam, bukan semata-mata karena alasan gaib.

Meski begitu, kepercayaan terhadap mitos ayam berkokok habis magrib tetap kuat di beberapa kalangan, terutama mereka yang tinggal di wilayah yang masih memegang nilai-nilai tradisional.

Mitos ini menjadi bagian dari budaya lokal yang memperkaya cerita rakyat, sekaligus mencerminkan cara masyarakat memaknai suara-suara alam di sekeliling mereka.

Kepercayaan ini juga menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya memperhatikan tanda-tanda kasat mata, tetapi juga mempercayai pertanda yang muncul dari lingkungan dan hewan peliharaan.

Meskipun penjelasan ilmiah dapat membantu memahami perilaku ayam secara lebih logis, kepercayaan tentang ayam yang tiba-tiba berkokok setelah magrib tetap memiliki tempat tersendiri dalam narasi kehidupan masyarakat.

Cerita ini terus bertahan sebagai bagian dari warisan budaya yang mengajarkan kewaspadaan, rasa hormat terhadap alam, serta keyakinan akan hal-hal yang tidak selalu bisa dijelaskan secara ilmiah.

Sebagai kesimpulan, kepercayaan terhadap mitos ayam berkokok habis magrib akan terus hidup selama masyarakat masih menjaga cerita turun-temurun yang melekat dalam budaya mereka. (Khoirul)

Baca Juga: 3 Mitos Kupu-Kupu Putih Masuk Rumah yang Masih Diyakini hingga Kini