Konten dari Pengguna

Mitos Bercermin di Kaca Pecah yang Diyakini Banyak Orang

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
30 April 2025 15:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Mitos Bercermin di Kaca Pecah yang Diyakini Banyak Orang, Unsplash/Mick Haupt
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mitos Bercermin di Kaca Pecah yang Diyakini Banyak Orang, Unsplash/Mick Haupt
ADVERTISEMENT
Mitos bercermin di kaca pecah yang diyakini banyak orang hingga kini sering kali dianggap sebagai hal yang harus dihindari. Kepercayaan ini sudah ada sejak lama dan terus diteruskan dari generasi ke generasi.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Mitos Jurnalisme, Rini Lestari, (2016), mitos merupakan bagian dari tradisi yang melekat dalam kebiasaan masyarakat, mencerminkan bagaimana keyakinan lama dapat mempengaruhi tindakan sehari-hari.

Mitos Bercermin di Kaca Pecah

Ilustrasi Mitos Bercermin di Kaca Pecah, Unsplash/Mick Haupt
Mitos bercermin di kaca pecah adalah salah satu kepercayaan yang telah ada sejak zaman kuno dan masih diyakini oleh sebagian orang hingga saat ini. Menurut mitos ini, jika seseorang bercermin pada kaca yang pecah, maka akan mendatangkan nasib buruk atau kesialan.
Beberapa versi mitos menyebutkan bahwa kesialan ini dapat berlangsung selama tujuh hari berturut-turut, bahkan ada yang mengatakan hingga tujuh tahun. Mitos ini juga sering dikaitkan dengan pertanda buruk, seperti kematian orang terdekat.
Dalam budaya Jawa, misalnya, dipercaya bahwa melihat diri sendiri di cermin yang pecah akan menjadi tanda bahwa seseorang yang dekat akan segera meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada juga anggapan bahwa cermin pecah menandakan perubahan besar dalam hidup. Beberapa orang percaya bahwa pecahnya cermin adalah pertanda bahwa kehidupan seseorang akan memasuki babak baru, baik itu perubahan yang menyenankan maupun yang menantang.
Namun, mitos ini tidak didukung oleh bukti ilmiah, melainkan lebih merupakan kepercayaan budaya yang bersifat simbolis.
Dari sudut pandang psikologis, mitos bercermin di kaca pecah bisa dilihat sebagai representasi dari transisi atau perubahan dalam hidup. Cermin yang pecah mungkin melambangkan akhir dari suatu fase atau perubahan yang tak terelakkan.
Sebagian orang juga memandangnya sebagai pengingat bahwa kehidupan ini selalu mengalami perubahan, dan tidak ada yang tetap selamanya. Meskipun mitos ini masih dipercaya oleh sebagian orang, tidak ada dasar ilmiah yang mendukung klaim tersebut.
ADVERTISEMENT
Itulah penjelasan mengenai mitos bercermin di kaca pecah yang diyakini banyak orang. Mitos bercermin di kaca pecah lebih baik dianggap sebagai bagian dari kearifan lokal atau tradisi budaya, yang tidak perlu dipercaya secara berlebihan. (Sila)