Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Mitos Ekor Kucing Bercabang yang Masih Dipercaya hingga Kini
23 April 2025 14:07 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Mitos ekor kucing bercabang telah lama menjadi bagian dari cerita rakyat di berbagai budaya, khususnya di Asia. Kepercayaan ini sering kali dikaitkan dengan hal-hal gaib, misteri, dan pertanda tertentu yang dipercaya oleh masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Mengutip situs rri.co.id, kucing adalah hewan mamalia yang tidak bisa merasakan manis karena gen reseptor rasa manis (T1R2 dan T1R3) pada lidahnya tidak berfungsi dengan baik.
Mitos Ekor Kucing Bercabang
Mitos ekor kucing bercabang atau ekor dua cabang masih dipercaya oleh sebagian masyarakat hingga kini, terutama di beberapa daerah di Indonesia.
Menurut kepercayaan tradisional, kucing yang memiliki ekor bercabang dianggap memiliki kekuatan khusus atau supranatural.
Kucing dipercaya sebagai makhluk yang membawa keberuntungan dan mampu melindungi pemiliknya dari gangguan roh halus atau energi negatif. Karena itu, kucing jenis ini sering diperlakukan dengan hormat dan dianggap sebagai penjaga rumah yang sakti.
Selain dianggap membawa keberuntungan, ada pula mitos yang menyatakan bahwa kucing dengan ekor bercabang adalah keturunan makhluk gaib atau dewa.
ADVERTISEMENT
Dalam cerita rakyat, kucing ini dipercaya memiliki status istimewa dan sering dikaitkan dengan dunia mistis. Mitos-mitos ini membuat kucing bercabang ekor menjadi simbol kekuatan dan perlindungan dalam budaya lokal.
Beberapa kepercayaan bahkan menganggap bahwa kucing ekor bercabang bisa digunakan dalam ritual atau sihir tertentu, sehingga keberadaannya dianggap sangat penting dan penuh misteri.
Dari sisi ilmiah, ekor bercabang pada kucing biasanya disebabkan oleh faktor genetik, cedera, atau kelainan fisik seperti patah tulang ekor yang sembuh dengan posisi tidak normal.
Meski demikian, mitos-mitos yang berkembang tetap hidup dan diwariskan secara turun-temurun karena budaya dan kepercayaan masyarakat yang kuat.
Keberadaan mitos ini menunjukkan bagaimana manusia mengaitkan fenomena alam atau keunikan hewan dengan nilai-nilai spiritual dan simbolis dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Menariknya, meski terdengar tidak masuk akal, mitos ekor kucing bercabang tetap memikat perhatian banyak orang. Kisah uniknya membuat sebagian orang penasaran, tetapi ada juga yang merasa takut atau waspada saat melihat kucing dengan ciri serupa. (Fikah)