Mitos Wisata Guci yang Terkenal di Tegal

Mitos wisata Guci,Pexels/Vansh Sharma

Mitos wisata Guci yang terkenal di Tegal merupakan salah satu cerita yang dituturkan secara turun temurun.

Wisata Guci di Tegal tidak hanya dikenal karena keindahan alam dan pemandian air panasnya, tetapi juga berbagai mitos yang melekat di kalangan masyarakat.

Mitos wisata Guci dapat berupa kisah-kisah mistis hingga pantangan yang dipercaya dapat membawa kesialan. Adanya mitos-mitos ini semakin menambah daya tarik tempat wisata ini.

Mitos Wisata Guci di Tegal

Mitos wisata Guci,Pexels/Alberto Capparelli

Wisata Guci di Tegal dikenal dengan pemandian air panas alaminya yang memiliki beberapa mitos.

Berikut adalah mitos wisata Guci yang terkenal di Tegal berdasarkan situs web setda.tegalkab dan artikel ilmiah berjudul Pengaruh Nilai dan Norma Terhadap Tradisi Ruwat Bumi di Desa Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah oleh Haekal Aminudin,dkk.

Wisata Guci, yang terletak di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Tempat wisata ini merupakan destinasi populer yang dikenal dengan pemandian air panas alaminya.

Selain keindahan alam dan fasilitas rekreasi, Guci juga memiliki berbagai mitos yang dipercaya oleh masyarakat. Mitos-mitos ini berkembang di masyarakat setempat dan pengunjung.

Salah satu mitos yang terkenal adalah keyakinan bahwa air panas di Guci memiliki khasiat menyembuhkan berbagai penyakit kulit dan membuat awet muda. Masyarakat percaya bahwa berendam di pemandian air panas ini dapat memberikan manfaat kesehatan.

Selain itu, ada mitos yang menyebutkan bahwa mandi di pemandian Guci pada malam Jumat dapat mendatangkan keberuntungan atau pengalaman mistis. Beberapa pengunjung mengaku merasakan aura berbeda saat berendam pada waktu tersebut.

Di area Guci juga terdapat gua yang dikenal dengan nama Naga Cerek. Gua ini diyakini sebagai tempat pesugihan, di mana seseorang dapat memperoleh kekayaan instan melalui ritual tertentu.

Mitos wisata Guci menjadi bagian dari daya tarik wisata yang ada di Tegal dan menambah nuansa mistis kebudaya lokal yang kental.

Penting bagi pengunjung untuk menyikapi mitos ini secara bijak dan tetap menghormati kepercayaan serta tradisi masyarakat setempat. (Fia)

Baca juga: Sejarah Kota Tarakan, Perjalanan dari Masa Kolonial hingga Kini