Konten dari Pengguna

Negara Terkorup di Dunia, Masih Didominasi Kawasan Afrika dan Asia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
22 April 2025 16:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Negara Terkorup di Dunia, Pexels/Willfried Wende
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Negara Terkorup di Dunia, Pexels/Willfried Wende
ADVERTISEMENT
Negara terkorup di dunia masih selalu menyita perhatian global. Mengutip laporan Indeks Persepsi Korupsi (Corruption Perceptions Index/CPI) pada tahun 2024, korupsi masih menjadi persoalan krusial di berbagai negara, terutama negara berkembang.
ADVERTISEMENT
Minimnya transparansi, integritas, dan penegakan hukum menjadi faktor utama yang membuat masalah korupsi di berbagai negara menjadi semakin sulit diatasi.
Menurut transparency.org, Indeks Persepsi Korupsi (CPI) berkisar antara 0 (sangat korup) hingga 100 (sangat bersih). Negara dengan skor rendah umumnya menghadapi masalah tata kelola, lemahnya demokrasi, dan lembaga peradilan yang tidak independen.

Negara Terkorup di Dunia Berdasarkan CPI 2024

Ilustrasi Negara Terkorup di Dunia, Pexels/Tima Miroshnichenko
Dalam laporan terbaru Corruption Perceptions Index (CPI) 2024, negara dengan tingkat korupsi tertinggi di dunia adalah Sudan Selatan, dengan skor hanya 8 dari 100, sehingga menempatkannya di peringkat ke-180 dari 180 negara.
Somalia menyusul di posisi kedua terbawah dengan skor 9, menunjukkan penurunan dua poin dari tahun sebelumnya.
Laporan ini juga mencatat bahwa negara-negara di Afrika Sub-Sahara dan Asia Tengah umumnya berada di peringkat terbawah karena konflik, ketidakstabilan politik, dan budaya impunitas yang membuat pelaku korupsi jarang dihukum.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut melemahkan tata kelola dan kepercayaan publik terhadap pemerintah. Negara-negara, seperti Venezuela dan Korea Utara juga tercatat dengan skor yang sangat rendah.
Ketidakterbukaan dalam pengelolaan anggaran, penindasan terhadap media, serta korupsi di kalangan elit pemerintahan menjadi faktor penyebab utama.
Skor CPI tidak hanya mencerminkan tingkat korupsi dalam pemerintahan, tetapi juga persepsi dari ahli dan pelaku bisnis. Hal ini penting untuk melihat sejauh mana kepercayaan publik terhadap sistem negara tersebut.
Transparansi, kebebasan pers, serta sistem hukum yang adil dan independen terbukti menjadi faktor kunci bagi negara yang berhasil keluar dari daftar negara terkorup di dunia.
Ketika ketiga elemen tadi diterapkan secara konsisten, praktik korupsi dapat diminimalkan, kepercayaan publik meningkat, dan proses pemerintahan berjalan lebih akuntabel.
ADVERTISEMENT
Negara-negara yang serius membangun fondasi ini umumnya menunjukkan kemajuan signifikan dalam pemberantasan korupsi.
Laporan CPI memberikan gambaran bahwa perbaikan sistemik dan politik yang stabil dibutuhkan untuk menciptakan pemerintahan yang bersih. Tanpa hal itu, sulit bagi negara berkembang untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan investasi asing. (Bren)