Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Organisasi Non Kooperatif yang Bersifat Radikal di Masa Pergerakan Nasional
27 Februari 2024 22:44 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Organisasi non kooperatif pada masa pergerakan nasional, merupakan organisasi yang enggan bekerja sama dengan siapapun, terutama pemerintah kolonial Belanda dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu, mereka kerap dianggap sebagai kelompok radikal.
ADVERTISEMENT
Organisasi Non Kooperatif pada Masa Pergerakan Nasional
Organisasi non kooperatif merupakan organisasi radikal yang memiliki strategi perjuangan keras dan selalu menentang kebijakan pemerintah kolonial. Jadi, organisasi ini enggan untuk bekerja sama dengan pemerintah Belanda dalam mencapai tujuannya.
Dikutip dari buku Modul Sejarah Kelas XI, taktik non kooperatif menekankan bahwa kemerdekaan harus diusahakan oleh rakyat dari bangsa itu sendiri, tanpa campur tangan atau bantuan pihak lain.
Periode radikal ditandai dengan cara kerja organisasi yang berusaha menggapai hal-hal ekstrim dan agresif, seperti melawan langsung pemerintah Belanda, menggagas suatu hal yang mengganggu status quo, hingga melontarkan kritikan tajam untuk pemerintah kolonial.
Kurun waktu periode ini adalah tahun 1925, saat berdirinya organisasi Partai Komunis Indonesia (PKI), hingga tahun 1936. Umumnya, kegiatan mereka adalah:
ADVERTISEMENT
Contoh Organisasi Non Kooperatif
Terdapat beberapa organisasi yang memegang strategi non kooperatif, di antaranya adalah:
1. Partai Komunis Indonesia (PKI)
PKI yang didirikan pada tahun 1914, menjadi salah satu organisasi paling berpengaruh dalam politik Indonesia pada masa itu. Di mana PKI selalu memperjuangkan hak-hak buruh dan revolusi sosial.
Karena selalu melakukan pemogokan dan penolakan untuk bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda, penjajah pun mulai mengawasi PKI dengan ketat, serta membatasi aktivitas mereka.
2. Perserikatan Nasional Indonesia (PNI)
Partai Nasional Indonesia terbentuk dari Algemenee Studie Club di Bandung pada tahun 1926. Setelah beberapa lama, organisasi ini sudah dinyatakan sebagai partai terlarang karena telah melakukan pemberontakan terhadap pemerintah kolonial Belanda.
ADVERTISEMENT
3. Partai Indonesia (Partindo)
Setelah Ir. Soekarno ditangkap pada tahun 1929, PNI pecah menjadi dua, yakni PNI Baru dan Partindo. Partindo sendiri didirikan oleh Sartono pada tahun 1929. Sama seperti organisasi terdahulu, mereka juga menerapkan asas non kooperatif dalam mencapai tujuan.
Itulah dia penjelasan mengenai organisasi non kooperatif dan contohnya. Semoga membantu! (RAF)