Konten dari Pengguna

Panglima Perang Kerajaan Demak yang Memimpin Penyerangan Terhadap Portugis

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
13 Mei 2024 19:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi panglima perang kerajaan demak yang memimpin penyerangan terhadap kedudukan portugis di sunda kelapa adalah. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi panglima perang kerajaan demak yang memimpin penyerangan terhadap kedudukan portugis di sunda kelapa adalah. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Panglima perang Kerajaan Demak yang memimpin penyerangan terhadap kedudukan Portugis di Sunda Kelapa adalah Fatahillah atau dikenal juga dengan nama Faletehan.
ADVERTISEMENT
Seperti apa sosoknya? Berikut adalah pembahasan lebih lanjut tentang Fatahillah yang merupakan panglima perang Kerajaan Demak.

Panglima Perang Kerajaan Demak

Ilustrasi panglima perang kerajaan demak yang memimpin penyerangan terhadap kedudukan portugis di sunda kelapa adalah. Foto: Pexels
Fatahillah merupakan seorang pemuda Aceh yang baru saja menyelesaikan pendidikan di Mekah. Namun rupanya, kala itu Aceh sedang dikuasai oleh Portugis.
Oleh karena itu, dia memilih pergi ke Kerajaan Demak yang diketahui memiliki hubungan baik dengan Kerajaan Samudera Pasai.
Fatahillah sempat singgah lama di Cirebon hingga menikah dengan anak perempuan dari Sunan Gunung Jati. Fatahillah juga aktif menyebarkan agama Islam hingga menjadi warga kehormatan Cirebon.
Setelah itu, baru Fatahillah menuju Demak yang segera disambut hangat oleh Sultan Trenggana. Fatahillah dianggap mampu memperkuat pertahanan Islam sekaligus menjadi panglima perang untuk melawan Portugis.
ADVERTISEMENT
Bukti keseriusan Sultan Trenggana adalah dengan menikahkannya dengan adik perempuannya yang bernama Ratu Ayu Pembayun.
Setelah menyelesaikan tugasnya menyebarkan agama Islam di Demak sebagai syarat, Fatahillah akhirnya menjadi panglima perang yang memimpin sejumlah pasukan.
Sultan Demak menugaskan Fatahillah memimpin pasukan menyerbu Sunda Kelapa. Pada Juni 1527, pasukan Fatahillah bergerak dari darat dan laut.
Puncak pertempuran akhirnya terjadi hingga Portugis berhasil dipukul mundur dan Adipati Sunda Kelapa menyerahkan kekuasaan pada Fatahillah.
Penyerahan kekuasaan tersebut membuat Fatahillah merubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta secara resmi pada 22 Juni 1527 yang kemudian ditetapkan menjadi Hari Jadi Kota Jakarta.
Fatahillah kemudian mendirikan kadipaten di tepi barat Ciliwung yang berada di bawah pengawasan Kesultanan Banten. Dia juga mendirikan aryan di sebelah timur kali Ciliwung.
ADVERTISEMENT
Aryan adalah perumahan untuk para kadipaten dan anggota keluarganya yang didatangkan dari Banten. Di depan kadipaten, terdapat alun-alun dan masjid.
Data diatas sesuai dengan apa yang ditulis Ade Soekirno dalam buku Pangeran Jayakarta dan Alwi Shahab dalam buku Maria van Engels.
Demikian adalah pembahasan tentang Fatahillah sebagai panglima perang Kerajaan Demak yang memimpin penyerangan terhadap kedudukan Portugis di Sunda Kelapa. (SP)