Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Pemimpin Kabinet Djuanda, Kejatuhannya, dan Sejarahnya di Masa Lalu
27 Desember 2023 15:52 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kabinet Djuanda adalah kabinet ketujuh yang memimpin Indonesia pada masa demokrasi liberal. Adapun pemimpin Kabinet Djuanda adalah Ir. Djuanda Kartawidjaja.
ADVERTISEMENT
Aman dalam Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia Masa Kabinet Djuanda 1957-1959 menyebutkan bahwa Kabinet Djuanda memiliki menteri yang telah sesuai di bidangnya, sehingga lebih profesional.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut berkaitan dengan pemimpin Kabinet Djuanda, simak selengkapnya dalam artikel berikut.
Sejarah dan Pemimpin Kabinet Djuanda
Pada 1956, Presiden Soekarno pernah berencana untuk membubarkan partai politik akibat adanya peristiwa polarisasi dan ingin membentuk pemerintahan dengan sistem demokrasi terpimpin. Akan tetapi, hal itu justru membuat pihak militer tampak khawatir.
Tak lama setelah hal itu, Kabinet Ali Sastroamidjojo II mundur. Alhasil, Presiden Soekarno pun membentuk Kabinet Djuanda pada April 1957.
Adapun pemimpin Kabinet Djuanda adalah Ir. Djuanda Kartawidjaja. Di bawah Perdana Menteri, terdapat 28 orang menteri, jaksa, sekretaris, hingga jabatan setara menteri.
ADVERTISEMENT
Program Kerja Kabinet Djuanda
Kabinet Djuanda memimpin Indonesia di tengah berbagai peristiwa pergolakan. Meski begitu, kabinet ini berusaha untuk menunaikan tugasnya. Nah, Kabinet Djuanda memiliki beberapa bentuk program kerja , antara lain:
Kejatuhan Kabinet Djuanda
Kabinet Djuanda berakhir pada bulan Julir 1959, tepatnya usai dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Pada masa itu, bersamaan pula dengan pembentukan sistem pemerintahan demokrasi terpimpin.
Di sistem pemerintahan tersebut, Presiden Soekarno menjabat sebagai Perdana Menteri, sedangkan Ir. Djuanda Kartawidjaja adalah menteri utama.
Melalui sistem pemerintahan tersebut, pemerintah mengatur partai politik secara lebih tegas dan mengungkapkan bahwa pejabat tinggi negara tidak boleh menjadi bagian dari anggota politik.
ADVERTISEMENT
Selain karena masalah tersebut, kabinet ini juga berakhir karena beberapa masalah, misalnya adanya kepentingan antar golongan serta partai politik di dalam pemerintahan, kegagalan dalam menghadapi pergolakan di daerah, hingga terjadinya krisis ekonomi dan keuangan.
Demikian beberapa informasi mengenai pemimpin Kabinet Djuanda dan sejarahnya. [ENF]