Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Pemimpin Perlawanan Kaum Padri dan Sejarah Singkatnya
27 Oktober 2023 22:21 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perlawanan kaum Padri dipimpin oleh siapa? Kalimat seperti itu merupakan pertanyaan umum yang dapat muncul ketika membahas sejarah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Perlawanan kaum Padri itu sendiri adalah peperangan pernah terjadi di Sumatra Barat pada tahun 1820-an sampai dengan tahun 1830-an. Perlawanan tersebut bermula dari pertentangan antara kaum Padri dengan kaum Adat.
Perlawanan Kaum Padri Dipimpin oleh Siapa?
Beberapa pembahasan sejarah bahkan membagi perlawanan kaum Padri menjadi dua periodisasi perang. Periode pertama terjadi pada tahun 1821 sampai dengan 1825, sedangkan periode kedua terjadi pada tahun 1830 – 1837.
Pada periode pertama, pemimpin kaum Padri adalah Tuanku Nan Renceh dan Tuanku Pasaman. Pada masa itu, dua pemimpin tersebut memiliki wilayah perjuangan yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Explore Sejarah Indonesia Jilid 2 untuk SMA/MA Kelas XI karya Abdurakhman dan Arif (2019: 32), Tuanku Pasaman memusatkan perjuangan di Lintau. Kemudian, Tuanku Nan Renceh memimpin pasukan di sekitar Baso.
Selain Tuanku Pasaman dan Tuanku Nan Renceh, ada juga tokoh lain yang memimpin perlawanan kaum Padri. Tokoh tersebut bernama Tuanku Imam Bonjol yang memimpin perlawanan periode kedua.
Sejarah Singkat Perlawanan Kaum Padri
Setiap peristiwa tentu memiliki alasan yang melatarbelakangi, begitu juga dengan perlawanan kaum Padri. Perlawanan tersebut bermula dari terjadinya perang saudara antara kaum Adat dengan kaum Padri (ulama).
Perang tersebut dipicu oleh kehidupan kaum Adat yang dianggap menyimpang dengan ajaran Islam. Kehidupan tersebut meliputi praktik judi, menyabung ayam, serta minum-minuman keras.
ADVERTISEMENT
Pertentangan tersebut kemudian dimanfaatkan oleh Belanda untuk menanamkan pengaruhnya kepada masyarakat Minangkabau. Campur tangan dari Belanda itu membuat suasana semakin keruh sehingga menimbulkan perang Padri.
Kaum Padri mulai menyerang pos-pos Belanda pada tahun 1821. Belanda sempat mengalami kesulitan dalam menghadapi pasukan yang dipimpin oleh Tuanku Pasaman.
Setelah sekitar empat tahun terjadi, Belanda pun mengadakan perjanjian damai dengan kaum Padri. Namun, perjanjian tersebut memicu kekecewaan kaum Adat karena Belanda tidak menepati janji dan mementingkan kepentingannya sendiri.
Kondisi tersebut membuat kaum Padri mendapat simpati serta dukungan dari kaum Adat untuk melakukan perlawanan kepada Belanda. Perang periode kedua pun terjadi pada tahun 1830 sampai dengan tahun 1837.
Jadi, jawaban dari pertanyaan perlawanan kaum Padri dipimpin oleh siapa adalah Tuanku Pasaman, Tuanku Nan Renceh, dan Tuanku Imam Bonjol. Perlawanan tersebut bermula dari perang saudara dan berlangsung dengan perlawanan terhadap Belanda. (AA)
ADVERTISEMENT