Konten dari Pengguna

Pemimpin Perlawanan Rakyat Aceh dalam Perang Aceh

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
24 Januari 2024 22:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pemimpin Perlawanan Rakyat Aceh. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pemimpin Perlawanan Rakyat Aceh. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
Pemimpin perlawanan rakyat Aceh dalam Perang Aceh memegang peran penting bagi sejarah.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Perempuan dan Perlawnan dari Ayunan oleh Reni Nuryanti dan Bachtiar Akob, perang melawan belanda adalah catatan sejarah paling monumental bagi Aceh. Pasalnya, perang Aceh merupakan perang terlama dalam catatan perlawanan yang terjadi sejak 1873 sampai 1912.
Lantas, siapa pemimpin perlawanan rakyat Aceh dalam perang Aceh tersebut?

Pemimpin Perlawanan Rakyat Aceh dalam Perang Aceh

Ilustrasi Pemimpin Perlawanan Rakyat Aceh. Sumber: Unsplash
Perang Aceh mempunyai empat periode. Setiap periodenya dipimpin oleh tokoh-tokoh penting di dalamnya dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Perang Aceh Pertama

Perang Aceh Pertama terjadi pada 1873 sampai 1874. Perang ini dipimpin oleh SUltan Mahmud Syah dan Panglima Polim melawan Belanda yang dibawah kepemimpinan Kohler. Kohler yang membawa 3.000 serdadu dapat dikalahkan dan ia tewas pada 14 April 1873.
ADVERTISEMENT
Perang terjadi di berbagai tempat. Perebutan kembali Masjid Raya Baiturrahman menjadi perang paling besar. Selain itu, terjadi pula perang di Peukan Aceh, Lampu'uk, Lambhuk, sampai Lambada, Krueng Raya.

2. Perang Aceh Kedua

Perang Aceh Kedua terjadi sejak 1874 sampai 1880. Pada perang ini, belanda dipmpin Jenderal Jan van Swieten. Mereka berhasil menduduki Keraton Sultan pada 26 Januari 1874 dan menjadikannya pusat pertahanan. Hingga pada 31 Januari 1874 Belanda mengatakan seluruh Aceh adalah bagian Kerajaan Belanda.
Setelah Sultan Machmud Syah wafat pada 26 Januari 1874, Tuanku Muhammad Dawood diangkat menjadi sultan di Masjid Indrapuri. Perang Aceh pertama dan kedua merupakan perang total dan frontal.

3. Perang Aceh Ketiga

Perang Aceh terus belanjut sampai periode ketiga yang berlangsung pada 1881 sampai 1896. Perang periode ini dilakukan secara gerilya dan dikobarkan perang fii sabilillah. Sistem gerlya tersebut berlangsung sampai 1903.
ADVERTISEMENT
Dalam Perang Aceh ketiga ini Aceh dipimpin oleh Teuku Umar bersama Panglima Polim. Hingga pada 1899, Teuku Umar gugur saat terjadi serangan mendadak di Maulaboh. Setelahnya, Cut Nyak Dhien tampil menjadi komandan perang gerilya.

4. Perang Aceh Keempat

Perang Aceh keempat terjadi sejak 1896 sampai 1910. Perang ini disebut sebagai perang gerilya kelompok serta perorangan dengan penyerbuan, perlawanan, perdagangan, dan pembunuhan tanpa komando yang berasal dari pusat kesultanan.
Pada 1910 sampai 1915 menjadi akhir perang besar namun perlawanan sporadis rakyat Aceh terus berlanjut sampai 1942 pada berbagai tempat yang dilakukan sekelompok pejuang.
Nah, itu dia sekilas pembahasan mengenai pemimpin perlawanan rakyat Aceh dalam Perang Aceh. (LAU)