Konten dari Pengguna

Pemindahan Ibu Kota Kesultanan dari Demak ke Pajang Dilakukan oleh Siapa?

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
30 Mei 2024 19:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi kota. Sumber foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi kota. Sumber foto: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemindahan ibu kota kesultanan dari Demak ke Pajang dilakukan oleh sultan yang masih memimpin saat itu, yaitu Sultan Hadiwijaya atau Joko Tingkir.
ADVERTISEMENT
Artikel berikut akan membahas tentang profil Sultan Hadiwijaya yang melakukan pemindahan ibu kota kesultanan dari Demak ke Pajang.

Sosok yang Melakukan Pemindahan Ibu Kota Kesultanan dari Demak ke Pajang

ilustrasi kota. Sumber foto: Pexels
Joko Tingkir dikenal sebagai anak yatim piatu setelah meninggalnya kedua orang tuanya, yaitu Raden Kebo Kenongo dan Nyai Ratu Mandoko.
Sebatang kara, Joko Tingkir kemudian diasuh oleh Nyai Ageng Tingkir (janda Ki Ageng Tingkir) yang sekaligus menjadi awal mula namanya saat itu.
Joko Tingkir rajin bertapa, berlatih bela diri dan kesaktian, sehingga tumbuh menjadi pemuda yang tangguh dan juga tampan, walau sedikit genit.
Setelah melewati beberapa masa, Joko Tingkir diangkat sebagai Adipati Pajang bergelar Adipati Adiwijaya. Dia juga menikah dengan Ratu Mas Cempaka, putri Sultan Trenggana.
ADVERTISEMENT
Sultan Hadiwijaya dikenal dengan nama Joko Tingkir yang mulanya berkuasa di Pajang. Demak berhasil berada di bawah kekuasaannya setelah dia berhasil membunuh Arya Penangsang.
Hal itu membuatnya menjadi pendiri sekaligus sultan pertama dari Kesultanan Pajang yang memerintah dari tahun 1568 hingga 1582 dengan bergelar Sultan Hadiwijaya.
Melalui buku Sejarah Nasional Indonesia III: Zaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia oleh Marwati dan Nugroho, disebutkan beberapa alasan pemindahan.
Alasan tersebut, antara lain adanya ancaman keamanan dan ketidakstabilan politik di Demak, upaya konsolidasi kekuatan, juga adanya pengaruh dan dukungan politik oleh Sultan Hadiwijaya.
Selain itu, Pajang juga dianggap memiliki kondisi geografis yang lebih menguntungkan kalau dibandingkan dengan Demak yang terletak di pesisir.
ADVERTISEMENT
Dalam masa kepemimpinannya, Kesultanan Pajang berhasil mencapai puncak kejayaan. Hal ini ditandai dengan perluasan wilayah Kerajaan Pajang hingga ke Blora, Madiun, dan Kediri.
Kerajaan Pajang juga menjadi kerajaan yang unggul dalam sektor pertanian dan menjadi lumbung beras utama di wilayah Jawa hingga Sultan Hadiwijaya meninggal.
Demikian adalah pembahasan menarik mengenai pemindahan ibu kota kesultanan dari Demak ke Pajang dilakukan oleh Sultan Hadiwijaya. (SP)