Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Pendapat Mohammad Hatta tentang Politik Negara dengan Dasar Moral dari Ketuhanan
18 Agustus 2024 22:35 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pendapat dari Mohammad Hatta merupakan satu dari sekian argumen mengenai dasar negara Indonesia. Sebelum Pancasila mempunyai isi yang seperti sekarang, para tokoh bangsa mendiskusikan setiap isinya dengan sangat hati-hati dan cermat.
Menurut Mohammad Hatta Politik Negara Mendapat Dasar Moral yang Kuat ketika Prinsip Ketuhanan Jadi Sila Pertama
Mohammad Hatta merupakan nama dari tokoh yang sangat penting bagi Indonesia. Hal itu terjadi karena Mohammad Hatta adalah Wakil Presiden Pertama Indonesia dan tokoh yang memberi banyak kontribusi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Salah satu kontribusi dari Mohammad Hatta adalah tentang isi dasar negara . Wakil Presiden Pertama Indonesia tersebut memang tidak memberi gagasan dalam sidang BPUPKI I, tetapi Mohammad Hatta memberikan pendapat penting mengenai sila pertama.
ADVERTISEMENT
Menurut Mohammad Hatta politik negara mendapat dasar moral yang kuat ketika prinsip ketuhanan menjadi sila pertama. Mohammad Hatta mempunyai argumen yang kuat atas pendapatnya tersebut.
Mengutip dari buku Negara Paripurna karya Latif (2024: 25), menurut Mohammad Hatta, dengan perubahan posisi prinsip ketuhanan dari posisi pengunci ke posisi pembuka, ideologi negara tidak berubah karenanya.
Argumen Lain yang Mendorong Prinsip Ketuhanan Menjadi Sila Pertama
Pendapat Mohammad Hatta merupakan satu dari sekian banyak argumen dalam pembahasan isi Pancasila . Selain mengacu pada dasar moral yang kuat, ada pula acuan lain yang mendorong prinsip ketuhanan perlu menjadi sila pertama.
Salah satu di antaranya adalah pentingnya fundamen moral yang menjadi landasan fundamen politik. Maksudnya, yaitu prinsip ketuhanan dalam sila pertama merupakan fundamen dari sila kedua sampai dengan sila kelima.
ADVERTISEMENT
Selain perubahan prinsip, narasi pada sila pertama juga mengalami perubahan. Perubahan tersebut terjadi pada kalimat yang berbunyi, “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.
Berdasarkan perubahan tersebut, sila pertama Pancasila menjadi memiliki bunyi berbeda. Bunyi sila pertama Pancasila, yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Demikian menurut Mohammad Hatta politik negara mendapat dasar moral yang kuat ketika prinsip ketuhanan menjadi sila pertama. Prinsip tersebut menjadi fundamen dari sila kedua sampai sila kelima. (AA)