Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pengaruh Kebudayaan Dongson di Indonesia yang Penting Dipahami
16 Desember 2023 20:22 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kebudayaan dan tradisi di Indonesia ternyata tidak bisa terlepas dari pengaruh kebudayaan di Asia Tenggara, salah satunya kebudayaan Dongson. Pengaruh kebudayaan Dongson di Indonesia ini dikenal sebagai masa kebudayaan Perunggu.
ADVERTISEMENT
Selain itu, masyarakat Dongson juga membuat berbagai perangkat yang spektakuler pada masanya. Teknologi dan desain peninggalan kebudayaan Dongson ini tentu meninggalkan jejak pada peradaban di Indonesia.
Dikutip dari Buku Fokus UN-USBN-SBMPTN SMA IPA 2018 Mapel Pilihan Biologi karya Tim Studi Center dan Tim Redaksi Bintang Wahyu, berikut penjelasan lengkap tentang pengaruh adanya kebudayaan Dongson di Indonesia.
Pengaruh Kebudayaan Dongson
Kebudayaan Dongson mulai berkembang di Indochina, Lembah Song Hon Vietnam pada masa peralihan. Pengaruh kebudayaan Dongson ini berkembang menuju Nusantara yang kemudian dikenal sebagai masa kebudayaan Perunggu .
Salah satu ciri kebudayaan Dongson adalah hasil kebudayaan yang terbuat dari perunggu. Pada dasarnya, kebudayaan Dongson adalah kebudayaan perunggu yang berkembang di lembah Song Hong, Vietnam.
ADVERTISEMENT
Pemukiman tersebut adalah pemukiman termasyhur yang menjadi pusat kebudayaan perunggu di Asia Tenggara dan menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia. Kebudayaan Dongson menyebar di wilayah Asia Tenggara sekitar 1000 SM hingga 1 SM.
Masyarakat dalam kebudayaan ini sudah mampu mengolah perunggu menjadi berbagai alat sehari-hari. Ini dibuktikan dengan adanya beragam temuan berupa perunggu seperti kapak corong, mata tombak, nekara, perhiasan, dan bejana.
Kebudayaan Dongson ini menerapkan dua teknik dalam pembuatan alat-alat perunggunya. Kedua teknik tersebut adalah teknik bivalve dan teknik a cire perdue.
Teknik bivalve merupakan teknik yang diterapkan untuk membuat peralatan padat seperti kapak perhiasan dan senjata. Sedangkan teknik a cire perdue diterapkan untuk membuat benda berongga seperti nekara dan arca.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya itu saja, namun masyarakat Dongson juga termasuk rumpun Austronesia yang mampu membangun pemukiman yang teratur. Pemukiman ini berupa rumah-rumah panggung dengan atap jerami.
Pemukiman ini juga terletak di delta sungai yang subur yang membuktikan kehidupan masyarakat Dongson bercorak agraris. Kondisi ini juga diperkuat dengan adanya temuan alat-alat pertanian yang terbuat dari perunggu.
Kesimpulannya, pengaruh kebudayaan Dongson di Indonesia lebih dikenal sebagai masa kebudayaan Perunggu. Hal ini karena ada banyak alat-alat dari perunggu yang dihasilkan oleh masyarakat kebudayaan Dongson. (DSI)