Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha pada Sistem Keagamaan dan Pemerintahan
15 Januari 2025 14:02 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pengaruh kebudayaan Hindu-Budha pada sistem keagamaan dan pemerintahan sangat besar. Hal ini sangat memberi pengaruh besar dan menciptakan sebuah sistem di Nusantara.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari p2k.stekom.ac.id, masuknya agama Hindu dan Buddha ke wilayah ini membawa transformasi signifikan, terutama dalam pola kehidupan masyarakat, struktur pemerintahan, dan praktik keagamaan.
Pengaruh Kebudayaan Hindu-Buddha pada Sistem Keagamaan dan Pemerintahan di Nusantara
Bagaimana pengaruh kebudayaan Hindu -Budha pada sistem keagamaan pemerintahan sosial ekonomi dan seni budaya telah membentuk dasar-dasar kehidupan masyarakat di Nusantara. Di bawah ini penjelasannya.
1. Masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara
Kebudayaan Hindu-Buddha mulai masuk ke Nusantara sekitar abad ke-4 Masehi melalui jalur perdagangan. Para pedagang dan pendeta dari India dan Asia Selatan membawa ajaran Hindu dan Buddha ke wilayah seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Bali.
Salah satu bukti awal adalah Prasasti Kutai di Kalimantan Timur, yang menunjukkan pengaruh Hindu di kerajaan Kutai.
ADVERTISEMENT
2. Pengaruh dalam Sistem Keagamaan
Sebelum kedatangan Hindu-Buddha, masyarakat Nusantara mempraktikkan kepercayaan animisme dan dinamisme. Namun, dengan masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, sistem keagamaan mulai bertransformasi.
Agama Hindu memperkenalkan konsep pemujaan terhadap dewa-dewa seperti Brahma, Wisnu, dan Siwa, serta sistem kasta yang memengaruhi stratifikasi sosial. Sementara itu, agama Buddha membawa ajaran tentang meditasi, karma, dan reinkarnasi.
Bukti pengaruh ini terlihat pada bangunan candi seperti Candi Borobudur (Buddha) dan Candi Prambanan (Hindu).
Selain itu, muncul pula teks-teks keagamaan berbahasa Sanskerta dan Jawa Kuno, seperti Kakawin Ramayana dan Nagarakretagama, yang menjadi warisan budaya penting.
3. Pengaruh dalam Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan Nusantara juga dipengaruhi oleh konsep Hindu-Buddha, terutama dalam hal monarki. Raja dianggap sebagai titisan dewa atau “dewa raja” yang memiliki kekuasaan absolut.
Konsep ini dikenal sebagai teokrasi, di mana kekuasaan politik didasarkan pada legitimasi keagamaan.
ADVERTISEMENT
Kerajaan-kerajaan besar seperti Majapahit, Sriwijaya, dan Tarumanegara mengadopsi model pemerintahan ini. Contohnya, Sriwijaya yang bercorak Buddha, dikenal sebagai pusat pendidikan agama Buddha di Asia Tenggara.
Sementara itu, Majapahit menerapkan sistem pemerintahan yang terorganisir dengan jabatan-jabatan administratif seperti mahapatih dan rakryan.
4. Warisan Budaya Hindu-Buddha
Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha masih terasa hingga kini, terutama dalam seni, bahasa, dan tradisi. Upacara adat, seni ukir, serta sistem pemerintahan tradisional banyak yang berakar dari kebudayaan ini.
Dengan menyerap pengaruh kebudayaan Hindu-Budha pada sistem keagamaan dan pemerintahan , Nusantara mampu menciptakan identitas unik yang mengintegrasikan tradisi lokal dengan pengaruh asing, sehingga melahirkan peradaban yang kaya dan beragam. (Aya)