Konten dari Pengguna

Pengaruh Media Sosial terhadap Bahasa dan Perilaku Manusia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
3 November 2024 12:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pengaruh Media Sosial terhadap Bahasa dan Perilaku Manusia, Unsplash/Timothy Hales Bennett
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pengaruh Media Sosial terhadap Bahasa dan Perilaku Manusia, Unsplash/Timothy Hales Bennett
ADVERTISEMENT
Pengaruh media sosial terhadap bahasa dan perilaku manusia semakin terlihat seiring dengan kemajuan teknologi. Media sosial telah menjadi platform utama untuk berinteraksi dan mengekspresikan diri, memengaruhi cara kita berkomunikasi.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Komunikasi Kontemporer dan Masyarakat, Wulan Purnama Sari dan Lydia Irena, (2019), media sosial merupakan sarana yang dapat digunakan pengguna unutk melakukan hubungan sosial, termasuk konsekuensi atau efek dari hubungan sosial tersebut.

Pengaruh Media Sosial terhadap Bahasa dan Perilaku Manusia

Ilustrasi Pengaruh Media Sosial terhadap Bahasa dan Perilaku Manusia, Unsplash/bruce mars
Bagaimana media sosial dapat memengaruhi bahasa dan perilaku manusia?
Pengaruh media sosial terhadap bahasa dan perilaku manusia sangat signifikan, terutama dalam beberapa tahun terakhir di mana platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Berikut adalah pengaruh media sosial terhadap bahasa dan perilaku manusia.

1. Perubahan Bahasa dan Gaya Berbicara

Media sosial telah memperkenalkan bahasa baru, termasuk kosakata, singkatan, dan gaya komunikasi yang lebih singkat serta informal.
Pengguna sering menggunakan akronim, seperti LOL (laugh out loud), OMG (oh my God), dan istilah lain yang diciptakan atau dipopulerkan di media sosial.
ADVERTISEMENT
Penggunaan singkatan dan emotikon di media sosial mempengaruhi cara berbicara pengguna dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda.
Selain itu, media sosial juga mendorong munculnya bahasa campuran atau bahasa slang, di mana pengguna sering kali mencampur bahasa asing, terutama bahasa Inggris, dalam percakapan sehari-hari.
Bahasa yang lebih ekspresif, informal, dan interaktif ini menjadi ciri khas komunikasi di media sosial, dan dapat membawa perubahan dalam norma bahasa standar.

2. Normalisasi Perilaku Tertentu

Media sosial mempengaruhi perilaku manusia dengan memperlihatkan dan sering kali menormalisasi berbagai jenis perilaku tertentu.
Misalnya, budaya "pamer" atau menunjukkan gaya hidup yang glamor dan konsumtif di media sosial bisa memicu fenomena fear of missing out (FoMO) atau takut ketinggalan.
ADVERTISEMENT
Pengguna media sosial yang terpapar konten glamor atau gaya hidup mewah cenderung merasa cemas, iri, dan terdorong untuk mengikuti perilaku serupa untuk mendapatkan pengakuan sosial.
Selain itu, media sosial juga sering menjadi tempat untuk mengekspresikan pendapat secara terbuka, bahkan dalam bentuk kritik yang keras atau debat publik.
Hal ini bisa memicu fenomena seperti "cyberbullying" atau perundungan daring, di mana kritik atau komentar negatif lebih sering terlihat dan diterima sebagai hal yang "normal."

3. Penurunan Kemampuan Komunikasi Tatap Muka

Karena lebih sering menggunakan media sosial untuk berkomunikasi, banyak pengguna yang mulai merasa kurang nyaman dalam komunikasi tatap muka.
Dampaknya adalah meningkatnya interaksi di dunia maya bisa mengurangi empati dan kemampuan interpersonal, karena ekspresi emosional melalui tulisan atau gambar di media sosial jauh lebih terbatas dibandingkan komunikasi langsung.
ADVERTISEMENT
Kurangnya elemen tatap muka, seperti ekspresi wajah dan nada suara, membuat interaksi menjadi lebih impersonal dan terkadang kurang mendalam.

4. Pembentukan Identitas dan Citra Diri

Media sosial memungkinkan pengguna untuk mengontrol citra diri yang mereka tampilkan ke publik, yang sering kali berbeda dari realitas. Banyak orang membangun citra diri berdasarkan bagaimana mereka ingin dilihat oleh orang lain di media sosial.
Akibatnya, tekanan untuk menampilkan diri dengan cara tertentu dapat mempengaruhi kesehatan mental dan citra diri, terutama jika individu merasa tidak mampu memenuhi standar sosial yang mereka lihat di media sosial.
Itulah penjelasan mengenai pengaruh media sosial terhadap bahasa dan perilaku manusia. (Adi)
ADVERTISEMENT