Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Penjelasan Sosiologi Bersifat Teoritis serta Contohnya
5 Mei 2023 23:26 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sosiologi bersifat teoritis berarti penyusunan ilmu dilakukan berdasarkan data hasil penelitian yang akurat.
ADVERTISEMENT
Sosiologi sendiri berasal dari dua kata, yaitu socius (latin) berarti teman dan logos (Yunani) berarti pembicaraan. Jadi, apabila digabungkan menjadi sosiologi, artinya adalah membicarakan teman pergaulan.
Selain itu, dikutip dari unnes.ac.id, sosiologi adalah ilmu sosial sekaligus ilmu pengetahuan umum yang membahas hubungan antarmanusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Terdapat empat ciri sosiologi, antara lain sosiologi bersifat empiris, teoritis, kumulatif, dan non etis. Pada artikel ini, hanya sosiologi bersifat teoritis yang akan dibahas secara lebih lanjut. Simak uraiannya berikut ini.
Pengertian Sosiologi Bersifat Teoritis dan Contohnya
Sosiologi bersifat teoritis senantiasa berupaya melakukan penyusunan kesimpulan dari hasil observasi guna menghasilan suatu teori keilmuan. Adapun ciri sosiologi bersifat teoritis adalah menekankan hubungan sebab akibat dari gejala sosial di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah beberapa contoh sosiologi bersifat teoritis, di antaranya:
1. Teori Sosiologi Mengenai Fungsionalisme
Teori ini berasal dari Emile Durkheim. Teori ini membahas mengenai peran masyarakat di dalam ruang lingkup sosial dengan titik awal teorinya bukan peran secara individu, tetapi secara komunal.
Dengan kata lain, seluruh bagian dalam masyarakat mempunyai fungsi masing-masing dan saling bekerja sama dalam rangka membangun tatanan sosial yang stabil dan harmonis.
2. Teori Sosiologi Mengenai Konflik
Teori konflik yang dimaksud ialah teori yang berasal dari pemikiran Karl Marx. Berdasarkan pendapatnya, penyebab konflik terbesar, salah satunya adalah penerapan sistem kapitalisme.
Sistem kapitalisme menciptakan ketimpangan antara kaum borjuis atau pemilik modal dengan kelompok proletar atau buruh. Akibatnya, terjadilah konflik antara keduanya.
Pemilik modal ingin mengeruk keuntungan sebanyak mungkin. Akan tetapi, hal ini memicu pertentangan dari kaum buruh yang menuntut keadilan dalam pemberian upah.
ADVERTISEMENT
3. Teori Sosiologi Mengenai Pelabelan
Teori sosiologi ini muncul karena adanya reaksi masyarakat terhadap tingkah laku atau tindakan seseorang yang dinilai menyimpang dan kemudian diberi label oleh lingkungan sosial.
Teori pelabelan disebut sebagai pendekatan penting yang dapat digunakan untuk memahami tindak kriminal maupun penyimpangan.
4. Teori Sosiologi Mengenai Pembelajaran Sosial
Teori sosiologi tentang pembelajaran sosial menerangkan tentang proses sosialisasi beserta pengaruhnya pada perkembangan diri seseorang.
Demikian penjelasan sosiologi bersifat teoritis dan beberapa contohnya. Hal ini perlu diketahui untuk menambah pengetahuan bersama. (DN)