Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Pepera, Jantung Persoalan Papua sejak Tahun 60-an
6 Mei 2024 22:54 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pepera adalah Penentuan Pendapat Rakyat, yaitu jejak pendapat pemerintahan Indonesia di Papua pada pertengahan tahun 1969, yang berada di bawah pengawasan UNTEA. Pepera bertujuan menentukan status kepemilikan Papua Barat.
ADVERTISEMENT
Informasi selengkapnya, simak penjelasan berikut!
Latar Belakang Munculnya Pepera
Adi Sudirman dalam buku berjudul Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia menjelaskan bahwa Pepera muncul ketika terjadi konflik status kepemilikan Papua Barat antara Indonesia dan Belanda. Pepera terjadi setelah perjanjian New York tahun 1969.
Perjanjian New York bertujuan untuk memindahkan kekuasaan Papua Barat dari Belanda kepada Indonesia. Pepera diatur Jenderal Sarwo Edhi Wibowo.
Pepera merupakan salah satu cara yang dilaksanakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB untuk mengetahui pilihan rakyat yang ada di Irian Barat. Pilihan yang dimaksud, yaitu bergabung dengan Indonesia atau tidak.
Proses Berjalannya Pepera
Pepera dilakukan tahun 1969, semua pria dan wanita masyarakat Papua (bukan warga negara asing) mempunyai hak pilih dalam Papera. Jenderal Sarwo Edhi Wibowo memilih 1.025 orang dari 800 ribu penduduk Papua Barat dalam Pepera.
ADVERTISEMENT
Mereka memilih dengan cara membaca kalimat atau mengangkat tangan di hadapan pengamat PBB. Hasil Pepera adalah 1.025 masyarakat Papua Barat memilih bergabung dengan Indonesia.
Tetapi keputusan ini sempat dianggap mencurigakan oleh Organisasi Papua Merdeka dan berbagai pengamat yang lain. Meski demikian, Amerika Serikat mendukung keputusan tersebut. Akhirnya, Papua Barat tercatat sebagai provinsi baru.
Provinsi yang baru tersebut diberi nama Irian Jaya dan provinsi Irian Jaya menjadi provinsi baru yang ke-26 di Indonesia.
Hasil dari Pepera kemudian dibawa Duta Besar Ortiz Sanz untuk dilaporkan pada sidang umum PBB ke-24 bulan November 1969. Otomatis, secara de jure sejak saat itu Irian Jaya menjadi milik Indonesia.
Pentingnya Pepera bagi Indonesia
Drs. Sudjatmoko Adisukarjo, dkk. dalam buku berjudul Horizon IPS Ilmu Pengetahuan Sosial menjelaskan bahwa Pepera memiliki arti yang sangat penting bagi pemerintah Indonesia, antara lain:
ADVERTISEMENT
Itulah penjelasan tentang Papera yang merupakan jantung persoalan Papua sejak tahun 60-an. (eK)