Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Peran Pangeran Diponegoro dalam Membela Tanah Jawa
25 Januari 2024 23:30 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Peran Pangeran Diponegoro dalam mempertahankan tanah Jawa sangat penting.
Dikutip dari buku Perang Diponegoro oleh F. Ruspandi, Pangeran Diponegoro lahir dari keluarga Kesultanan Yogyakarta pada 11 November 1785 di Yogyakarta. Ia terkenal mempunyai jiwa kepemimpinan dan kepahlawanan yang hebat.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana peran Pangeran Diponegoro dalam membela tanah Jawa?
Peran Pangeran Diponegoro dalam Membela Tanah Jawa
Pangeran Diponegoro dikenal sebagai pemimpin Perang Dipenogoro atau Perang Jawa karena terjadi di Jawa. Perang ini menjadi salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami Belanda selama pendudukannya di Nusantara.
Perang Jawa terjadi akibat Pangeran Diponegoro tidak setuju akan campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan. Tak hanya itu, sejak 1821 petani lokal menderita karena penyalahgunaan penyewaan tanah oleh warga Belanda, Prancis, Inggris, dan Jerman.
Pangeran Diponegoro bertekad melakukan perlawanan dengan membatalkan pajak Puwasa supaya petani di Tegalrejo bisa membeli makanan dan senjata. Penyerangan di Tegalrejo menjadi awal mula Perang Diponegoro.
Pangeran Diponegoro memimpin masyarakat Jawa dengan semangat "Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati" yang berarti "sejari kepala sejengkal tanah dibela sampai mati".
ADVERTISEMENT
Sebanyak 15 dari 19 pangeran bergabung dengan Pangeran Diponegoro. Perjuangannya dibantu oleh Kyai Mojo yang menjadi pemimpin spiritual pemberontakan. Hingga pada 1827 Belanda menyerang Pangeran Diponegoro dengan memakai sistem benteng.
Pada 1829, Kyai Mojo ditangkap yang diikuti dengan Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya menyerah pada Belanda. Hingga pada 28 Maret 1830 Jenderal de Kock menjepit pasukan Pangeran Diponegoro di Magelang.
Di sana, Pangeran Diponegoro mengatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggotanya dilepaskan. Maka dari itu, Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado.
Pangeran Diponegoro lalu dipindah ke Makassar sampai wafat di Benteng Rotterdam pada 8 Januari 1855. Perang Diponegoro terjadi pada 1825 sampai 1830 dan memakan korban tewas sebanyak 200.000 jiwa penduduk Jawa.
ADVERTISEMENT
Perang satu ini tidak hanya melawan Belanda, namun juga menjadi perang saudara antara orang keraton yang berpihak pada Pangeran Diponegoro dan antek Belanda. Perang ini berakhir menegaskan penguasaan Belanda di Pulau Jawa.
Nah, itu dia sekilas pembahasan mengenai peran Pangeran Diponegoro dalam membela tanah Jawa. (LAU)