Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Peran Perempuan dalam Sejarah Indonesia yang Perlu Diketahui
4 Februari 2024 19:25 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perjuangan kemerdekaan Indonesia ini bukan hanya melibatkan pahlawan laki-laki saja, tetapi juga perempuan. Peran perempuan dalam sejarah Indonesia pun beragam, seperti turut aktif dalam melawan penjajah.
ADVERTISEMENT
Sondarika dalam Peranan Wanita dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Masa Pendudukan Jepang menyebutkan bahwa perempuan Indonesia banyak melakukan gerakan perjuangan dalam melawan penjajah.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut seputar peran perempuan dalam sejarah Indonesia, simak selengkapnya di artikel berikut.
Peran Perempuan dalam Sejarah Indonesia
Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan, perempuan bukan hanya terlibat dalam pekerjaan domestik saja, tetapi juga aktif memperjuangkan kemerdekaan di permukaan dan ikut pertempuran.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah beberapa peran perempuan dalam sejarah Indonesia .
1. Melawan Penjajah
Salah satu bentuk peran perempuan dalam sejarah Indonesia adalah melawan penjajah dengan ikut bertempur. Banyak tokoh pahlawan nasional perempuan yang aktif bertempur, misalnya Cut Nyak Dien.
Cut Nyak Dien aktif bertempur dalam Perang Aceh sejak 8 April 1873 untuk melawan Belanda. Perjuangan tersebut dilakukan bersama suaminya, yakni Teuku Ibrahim Lamnga.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, Teuku Ibrahim Lamnga tewas pada 1878. Namun, Cut Nyak Dien tetap aktif berperang bersama suami keduanya, yakni Teuku Umar.
2. Menjunjung Kesetaraan Gender
Peran perempuan dalam sejarah Indonesia selanjutnya adalah menjunjung kesetaraan gender dan mendorong emansipasi perempuan. Adapun tokoh perempuan yang terkenal sebagai pelopor emansipasi perempuan adalah RA Kartini.
Beliau membentuk Kongres Perempuan, menyampaikan tulisan inspiratif, hingga mengobarkan semangat bagi para pejuang perempuan.
3. Memajukan Pendidikan untuk Perempuan
Pada masa penjajahan, pendidikan cenderung terbatas. Bahkan, banyak perempuan yang sulit untuk mengenyam pendidikan.
Nah, beberapa tokoh, seperti Raden Dewi Sartika membentuk Sakola Istri untuk mengajarkan perempuan mengenai beberapa keterampilan, seperti membaca, menulis, menjahit, memasak, serta merenda.
Selain itu, ada pula organisasi Putri Mardika yang berdiri untuk memajukan pendidikan bagi para perempuan dengan memberikan beasiswa.
ADVERTISEMENT
4. Membentuk Surat Kabar Perempuan
Peran perempuan dalam sejarah Indonesia lainnya adalah membentuk surat kabar perempuan. Salah satunya adalah Soenting Melajoe yang didirikan oleh Ruhana Kuddus pada 1912. Melalui majalah ini, banyak ditulis kritikan terhadap budaya patriarki.
Demikian sederet informasi berkaitan dengan peran perempuan dalam sejarah Indonesia. [ENF]