Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perbedaan Organisasi Kooperatif dan Non Kooperatif pada Masa Pergerakan Nasional
27 Februari 2024 22:48 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada masa pergerakan nasional, terdapat sejumlah organisasi yang memiliki taktik, asas, atau strategi tersendiri. Contohnya seperti organisasi kooperatif dan organisasi non kooperatif. Walau berbeda pandangan, keduanya tetap memegang peran penting di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, masih banyak yang belum mengetahui perbedaan organisasi kooperatif dan non kooperatif pada masa pergerakan nasional. Padahal, penjelasan ini penting untuk dipahami.
Perbedaan Organisasi Kooperatif dan Non Kooperatif
Masa pergerakan nasional merupakan periode penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Sebab, pada saat itu muncul beberapa organissasi yang memiliki asas tersendiri dalam mencapai kemerdekaan.
Organisasi yang muncul pada masa pergerakan nasional sendiri adalah organisasi kooperatif dan non kooperatif. Keduanya memiliki pandangan dan cara tersendiri untuk mencapai tujuannya.
Dikutip dari buku Modul Sejarah Kelas XI, organisasi kooperatif adalah pergerakan yang berifat moderat dan menghindari tindakan atau perilaku yang mengandung kekerasan dan tindakan ekstrem.
Umumnya, organisasi kooperatif selalu bersikap lunak namun juga hati-hati dengan pihak Belanda. Bahkan, mereka tidak segan untuk bekerja sama dengan pemerintah kolonial, demi mencapai tujuannya.
ADVERTISEMENT
Mereka juga memiliki pendirian bahwa kemerdekaan ekonomi harus dicapai terlebih dahulu. Jadi, demi mengatasi hal ini, mereka akan bekerja sama dengan pemerintah kolonial untuk sementara waktu.
Sebaliknya, organisasi non kooperatif merupakan organisasi raadikal yang memiliki pandangan bahwa untuk mencapai perjuangan, rakyat perlu menggunakan cara keras, agar kebijakan bisa ditentang.
Karena itu, mereka sangat enggan untuk bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda. Bahkan, mereka menganggap bahwa kemerdekaan harus dicapai sendiri oleh bangsa Indonesia, tanpa bantuan dan campur tangan pihak lain, termasuk penjajah.
Oleh karena itu, mereka selalu menentang pemerintah kolonial dengan melakukan hal-hal ekstrem yang dianggap dapat merusak status quo. Misalnya, seperti aksi pemogokan.
Contoh Organisasi Kooperatif dan Non Kooperatif
Pada masa pergerakan nasional , terdapat beberapa organisasi yang diketagorikan sebagai kooperatif dan non kooperatif, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Demikian penjelasan mengenai perbedaan organisasi kooperatif dan non kooperatif yang bisa diketahui. Semoga bermanfaat! (RAF)