Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Perebutan Hegemoni Bangsa Eropa di Indonesia
21 Juli 2024 20:33 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Perebutan hegemoni bangsa Eropa di Indonesia berlangsung selama beberapa abad dan melibatkan beberapa kekuatan kolonial utama, yaitu Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris.
ADVERTISEMENT
Artikel berikut akan memaparkan lebih lanjut mengenai perebutan hegemoni bangsa Eropa di Indonesia untuk menambah pengetahuan umum.
Perebutan Hegemoni Bangsa Eropa di Indonesia
Buku Sejarah Kebudayaan Indonesia karya Zul Fadli, dkk, mengungkapkan tentang sejarah perebutan hegemoni bangsa Eropa di Indonesia yang bermula dari kedatangan Portugis.
Pada awal abad ke-16, bangsa Portugis menjadi bangsa Eropa pertama yang tiba di Kepulauan Nusantara. Mereka datang untuk mencari rempah-rempah dan mendirikan pos-pos perdagangan di beberapa tempat strategis, termasuk Malaka (1511) dan Maluku.
Portugis membangun benteng dan melakukan perdagangan, tetapi mereka menghadapi perlawanan dari penduduk setempat dan kekuatan pesaing lainnya.
Spanyol juga tertarik dengan perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Mereka mendirikan pos-pos di Filipina dan mencoba memperluas pengaruh mereka ke Maluku. Namun, perjanjian Saragosa pada 1529 antara Portugis dan Spanyol membatasi pengaruh Spanyol di wilayah ini.
ADVERTISEMENT
Belanda menjadi kekuatan kolonial utama di Indonesia setelah kedatangan mereka pada akhir abad ke-16. Melalui Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang didirikan pada 1602, Belanda mendirikan basis di Batavia pada 1619.
Belanda menggunakan kombinasi perdagangan, diplomasi, dan kekuatan militer untuk menguasai jalur perdagangan rempah-rempah dan memperluas pengaruh mereka di seluruh kepulauan.
Inggris juga berusaha untuk menguasai perdagangan di Nusantara. Mereka mendirikan pos-pos di Banten dan Ambon, tetapi sering terlibat dalam konflik dengan VOC.
Pada awal abad ke-19, Inggris sempat menguasai beberapa wilayah, termasuk Jawa, selama periode singkat setelah Perang Napoleon ketika Belanda berada di bawah kontrol Prancis.
Namun, dengan perjanjian Anglo-Dutch Treaty 1824, Inggris dan Belanda setuju untuk membagi wilayah pengaruh mereka, dengan Inggris memusatkan perhatian pada Malaya dan Singapura, sementara Belanda mempertahankan kontrol atas kepulauan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Setelah mengatasi pesaing-pesaing Eropa mereka, Belanda mengkonsolidasikan kekuasaan mereka di Indonesia pada abad ke-19.
Mereka memperluas kekuasaan kolonial mereka melalui ekspedisi militer dan kebijakan yang dikenal sebagai "Pax Neerlandica," yang bertujuan untuk membawa seluruh kepulauan di bawah kendali pemerintah kolonial Belanda.
Perebutan hegemoni bangsa Eropa membawa dampak besar bagi Indonesia, termasuk eksploitasi ekonomi, perubahan sosial dan budaya, juga perlawanan dan pemberontakan dari masyarakat pribumi.
Perebutan hegemoni bangsa Eropa di Indonesia berakhir dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. (SP)