Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Perjalanan Keluarga Kerajaan Ternate Memeluk Islam: Awal Sejarah Islam di Maluku
23 November 2024 20:22 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keluarga kerajaan Ternate memeluk Islam pada pertengahan abad ke-15, suatu peristiwa yang menandai perubahan besar dalam sejarah agama di wilayah Maluku.
ADVERTISEMENT
Peralihan agama ini bukan hanya terjadi pada level sosial, tetapi juga menciptakan dampak luas terhadap kehidupan politik dan budaya masyarakat Ternate.
Pengaruh Islam mulai terasa saat keluarga kerajaan Ternate mengadopsi agama ini, yang kemudian mengubah struktur pemerintahan dan tradisi setempat.
Keluarga Kerajaan Ternate Memeluk Islam
Keluarga kerajaan Ternate secara resmi memeluk Islam pada masa pemerintahan Raja Marhum, yang memerintah antara tahun 1432 hingga 1486.
Dikutip dari digilib.uinsa.ac.id, Raja Marhum menjadi raja pertama yang memeluk Islam setelah menerima dakwah dari Datu Maulana Husein, seorang murid dari Sunan Giri yang dikenal sebagai salah satu penyebar Islam di Indonesia.
Proses masuknya Islam ke Ternate berawal pada abad ke-14, yang dibawa oleh para ulama dari Jawa, yang kemudian berhasil mempengaruhi kerajaan Ternate.
ADVERTISEMENT
Keputusan Raja Marhum untuk memeluk Islam membawa dampak besar pada struktur pemerintahan dan masyarakat Ternate.
Setelah masa pemerintahan Raja Marhum, penerusnya, Sultan Zainal Abidin, melanjutkan proses perubahan ini dengan lebih memperkenalkan dan menguatkan pengaruh Islam di kerajaan tersebut.
Sultan Zainal Abidin, yang memimpin setelah Raja Marhum, menjadi raja pertama yang benar-benar memperkenalkan sistem pemerintahan yang bercorak Islam.
Beberapa langkah signifikan yang dilakukan Sultan Zainal Abidin antara lain mengganti gelar kolano menjadi sultan, yang mencerminkan pengaruh Islam dalam struktur kekuasaan kerajaan.
Selain itu, Sultan Zainal Abidin juga menerapkan hukum Islam sebagai dasar hukum kerajaan, yang menjadi landasan dalam kehidupan sosial dan politik di Ternate.
Sultan Zainal Abidin juga mendirikan madrasah Islam pertama di Ternate, sebagai upaya untuk menyebarkan ajaran Islam kepada rakyatnya.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, beliau juga membentuk lembaga kerajaan yang berlandaskan hukum Islam , melibatkan para ulama dalam pengambilan keputusan penting.
Hal ini menunjukkan komitmen Sultan Zainal Abidin dalam menjadikan Islam sebagai bagian integral dari sistem pemerintahan dan kehidupan sosial di Ternate.
Sultan Zainal Abidin tidak hanya berhenti pada perubahan struktur pemerintahan dan hukum, tetapi juga mengambil langkah-langkah penting dalam mendukung penyebaran agama Islam ke seluruh pelosok Ternate.
Salah satu langkah besar yang dilakukan adalah membangun jaringan pendidikan Islam yang lebih sistematis.
Madrasah yang didirikan oleh Sultan Zainal Abidin bukan hanya berfungsi sebagai pusat belajar agama, tetapi juga menjadi tempat untuk membentuk generasi baru yang memahami ajaran Islam dengan baik.
Madrasah ini mendidik banyak ulama dan tokoh-tokoh penting yang kemudian berperan dalam memperluas pengaruh Islam di wilayah Maluku dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Keputusan keluarga kerajaan Ternate memeluk Islam menjadi tonggak penting dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di wilayah Maluku.
Keputusan ini tidak hanya mengubah agama keluarga kerajaan, tetapi juga memengaruhi sistem pemerintahan, budaya, dan tradisi masyarakat Ternate.
Dengan adanya upaya sistematis dari para penguasa Ternate, Islam tumbuh subur dan berkembang pesat di wilayah tersebut hingga kini. (Shofia)