Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Perkembangan Imperialisme di Indonesia dari Waktu ke Waktu
20 Februari 2024 23:19 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Perkembangan imperialisme di Indonesia dimulai sejak abad ke-16. Ketika itu negara-negara Eropa berlomba-lomba mencari daerah jajahan dengan mengusung misi atau semboyan 3G yaitu gold, glory, dan gospel.
ADVERTISEMENT
Negara-negara Eropa yang dipelopori oleh Portugis juga Spanyol pun melakukan pelayaran dengan tujuan ingin menggali kekayaan, mencapai kejayaan, sekaligus menyebarkan agama Nasrani.
Mari simak penjelasan tentang perkembangan imperialisme di Indonesia dari masa ke masa dalam ulasan ini.
Menelusuri Perkembangan Imperialisme di Indonesia
Imperialisme ialah sistem politik guna menguasai negara lain secara paksa demi memperoleh kekuasaan serta keuntungan. Istilah yang berasal dari bahasa latin imperare atau imperium ini pun dapat diartikan sebagai perluasan daerah kekuasaan atau jajahan.
Dilansir situs sma13smg.sch.id, kehadiran bangsa barat ke Indonesia memberi dampak positif maupun negatif bagi negara. Salah satu dampak positifnya yaitu adanya perubahan administrasi serta politik yang lebih modern, karena sebelumnya di Indonesia telah berdiri banyak kerajaan dengan sistem pemerintahan turun temurun.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, untuk dampak negatifnya antara lain munculnya sistem monopoli perdagangan, lahirnya sistem kerja paksa atau kerja rodi guna membangun fasilitas umum, hingga adanya ketergantungan kerajaan pada pihak kolonial.
Inilah perkembangan imperialisme di Indonesia dari masa ke masa yang penting dipelajari.
1. Kedatangan Portugis
Pada 1511, Portugis berhasil menguasai Malaka yang kala itu merupakan pusat perdagangan rempah-rempah di Asia Tenggara. Selanjutnya tahun 1512, mereka juga mulai menguasai Maluku. Alasan bangsa Portugis ingin menguasai Maluku yaitu agar bisa memonopoli perdagangan rempah-rempah di sana, khususnya pala dan cengkih.
2. Kedatangan Spanyol
Bangsa Spanyol tiba di Maluku pada tahun 1521. Akan tetapi, kedatangan mereka dianggap melanggar Perjanjian Tordesillas yang berisi pembagian wilayah perdagangan.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, Spanyol dan Portugis lalu melakukan Perjanjian Saragosa tahun 1529. Secara garis besar, isi perjanjian tersebut adalah pembagian wilayah dunia di luar Eropa untuk Portugis serta Spanyol.
ADVERTISEMENT
3. Kedatangan Belanda
Tahun 1596, Cornelis de Houtman mendarat di Banten dengan sikap yang kurang ramah sebab berusaha memonopoli perdagangan di Banten secara terang-terangan. Perilaku Belanda kala itu memicu kemarahan Sultan Banten dan ekspedisi bisa dibilang gagal.
Lantas pada 1598-1600, Belanda di bawah kepemimpinan Jacob van Neck berhasil mendarat di Maluku dan membawa rempah-rempah. Sejak saat itu, semakin banyak pedagang Belanda yang masuk ke Indonesia.
4. Kedatangan Inggris
Tujuan Inggris datang ke Indonesia juga karena tertarik dengan rempah-rempah. Setelah berlayar ke Ambon tahun 1605, Inggris beralih ke Ternate dan Tidore. Mereka pun mendapatkan rempah-rempah, seperti cengkih serta lada.
Di antara negara-negara Eropa tersebut, Belanda menjadi yang paling lama berada di Indonesia. Praktik imperialisme hingga kolonialisme pun akhirnya mereka lakukan. Untuk lepas dari Belanda dan merdeka, rakyat Indonesia harus berjuang. Hingga akhirnya kemerdekaan bisa digenggam pada 17 Agustus 1945.
ADVERTISEMENT
Itulah perkembangan imperialisme di Indonesia yang sudah dimulai sejak abad ke-16. Praktik imperialisme terus berkembang menjadi kolonialisme yang menjadikan rakyat kian sengsara. (DN)