Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
Persamaan Historiografi Tradisional Kolonial dan Modern yang Perlu Dipahami
27 Juni 2023 22:01 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Terdapat berbagai persamaan historiografi tradisional kolonial dan modern yang menarik untuk dipahami dan dipelajari bersama.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Historiografi Ibnu Khaldun: Analisis Atas Tiga Karya Sejarah, historiografi sering disebut juga rekonstruksi imajinatif terhadap masa lampau. Sebab, historiografi berusaha merekam dan menyusun kembali sejarah masa lampau menjadi rekaman peristiwa masa lampau.
Lalu, apa saja persamaan historiografi tradisional kolonial dan modern? Simak penjelasan berikut.
Persamaan Historiografi Tradisional Kolonial dan Modern
Meskipun mungkin ada perbedaan pendekatan dan sudut pandang, pemahaman tentang persamaan ini membantu kita untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang proses penulisan sejarah.
Berikut ini adalah beberapa persamaan historiografi tradisional kolonial dan modern yang perlu dipahami:
1. Ketergantungan pada Sumber Tertulis
Baik dalam historiografi tradisional kolonial maupun modern, sumber tertulis sering menjadi pijakan utama dalam jenis penelitian sejarah. Para sejarawan mengandalkan dokumen, catatan, surat, dan arsip sebagai sumber informasi utama.
ADVERTISEMENT
Namun, penting untuk diingat bahwa sumber tertulis juga terikat oleh sudut pandang, bias, dan kepentingan pengarangnya. Oleh karena itu, perlu melibatkan kritisisme historis dalam menginterpretasi sumber-sumber tersebut.
2. Penekanan pada Aspek Politik dan Ekonomi
Baik dalam historiografi tradisional kolonial maupun modern, penekanan pada aspek politik dan ekonomi sering menjadi fokus utama. Perhatian diberikan pada pemerintahan, peristiwa politik, ekspansi kolonial, pertumbuhan ekonomi, dan interaksi antarbangsa.
Meskipun penting, pendekatan ini cenderung mengabaikan aspek budaya, sosial, dan lingkungan yang juga memiliki peran penting dalam pemahaman sejarah.
3. Pengaruh Paradigma Historis Kontemporer
Dalam historiografi modern, terdapat pengaruh paradigma historis kontemporer, seperti historiografi postkolonial, feminis, atau subaltern yang muncul sebagai reaksi terhadap ketidakseimbangan dan kekurangan dalam perspektif tradisional.
Perspektif ini menyoroti peran dan pengalaman kelompok-kelompok marginal dalam sejarah serta mencoba menghadapi kolonialisme, rasisme, seksisme, dan diskriminasi sosial.
ADVERTISEMENT
4. Tantangan dalam Objektivitas Sejarah
Baik dalam historiografi tradisional kolonial maupun modern, tantangan dalam mencapai objektivitas sejarah tetap ada.
Meskipun sejarawan berusaha untuk mendekati sejarah secara objektif, mereka tetap dipengaruhi oleh latar belakang pribadi, kepentingan, dan sudut pandang mereka sendiri.
Oleh karena itu, menyadari keberadaan bias dan mempertimbangkan perspektif-perspektif alternatif penting untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif.
5. Pentingnya Kritik terhadap Historiografi
Baik dalam historiografi tradisional kolonial maupun modern, pentingnya kritik terhadap narasi sejarah ditekankan. Sejarawan modern mengajukan pertanyaan baru, mengeksplorasi sudut pandang alternatif, dan mencoba memperluas cakupan penelitian.
Selain itu, mereka juga mencari kebenaran yang lebih inklusif dan menyeluruh serta mengakui keberagaman pengalaman dan narasi yang ada.
Mengenali persamaan historiografi tradisional kolonial dan modern membantu kita untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang bagaimana sejarah telah ditulis dan ditafsirkan.
ADVERTISEMENT