Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perubahan Nama Tri Koro Dharmo dan Kritik yang Ditimbulkan
11 Maret 2024 22:24 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tri Koro Dharmo merupakan organisasi bersifat kepemudaan yang didirikan atas dasar sikap nasionalisme. Oleh karena itu, perubahan nama Tri Koro Dharmo dan kritik yang ditimbulkan perlu diketahui.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial karya Waluyo, anggota Tri Koro Dharmo adalah para pemuda sekolah menengah yang terinspirasi dengan berdirinya Budi Utomo sebagai organisasi pergerakan nasional di antara para kaum cendekiawan.
Pada artikel ini, akan menjelaskan perubahan nama Tri Koro Dharmo dan kritik yang ditimbulkan.
Perubahan Nama Tri Koro Dharmo
Kongres ke-1 di Solo pada tanggal 12 Juni 1918 menjadi momen resminya perubahan nama organisasi Tri Koro Dharmo menjadi Jong Java dengan tetap bersifat Jawa.
Kemudian pada kongres kedua di Kota Yogyakarta pada tahun 1919, diangkat beberapa topik seperti soal milisi untuk bangsa Indonesia, mengubah bahasa Jawa menjadi bersifat lebih demokrasi, perguruan tinggi, kedudukan wanita Sunda, sejarah tanah Sunda serta arti pendirian nasional Jawa dalam pergerakan rakyat.
ADVERTISEMENT
Hal ini berlanjut pada tahun berikutnya pada kongres ketiga yang diadakan di kota Solo, serta kongres keempat yang diadakan di Kota Bandung.
Pembahasannya dalam kongres tersebut seputar membangun cita-cita di Jawa Raya, serta mengembangkan rasa persatuan diantara berbagaisuku bangsa di Indonesia.
Barulah pada kongres kelima di kota Solo terbit pernyataan bahwa Jong Java tidak mencampuri urusan pada aspek politik. Setelah Jong Java bergabung dalam organisasi Serikat Islam, baru masuklah pengaruh politik yang dibawa oleh Agus Salim.
Perpecahan kemudian terjadi dan terbentuk perkumpulan baru bernama Jong Islamieten Bond. Kongres terakhir organisasi Jong Java dilaksanakan setelah sumpah Pemuda yaitu pada tanggal 23 hingga 29 Desember 1929.
Saat itulah fusi Indonesia Muda terbentuk lalu akhirnya Jong Java dibubarkan.
ADVERTISEMENT
Kritik yang Ditimbulkan
Organisasi Tri Koro Dharmo sempat mendapat banyak kritik dari kalangan pemuda dari luar Jawa. Para pemuda luar Jawa merasa keberatan untuk bergabung dalam organisasi Tri Koro Dharmo.
Nama organisasi ini yang berasal dari Bahasa Jawa dianggap menunjukkan bahwa organisasi ini bersifat eksklusif hanya untuk pemuda Jawa saja.
Penggunaan Bahasa Belanda untuk nama organisasi bahkan dianggap jauh lebih baik, karena dirasa dapat mewakili seluruh daerah di Indonesia.
Selain itu, para pemuda juga menganggap Ketua Tri Koro Dharmo saati itu, Satiman Wirjosandjojo, sebagai orang yang menganut paham sukuisme.
Tetapi Satiman menjelaskan bahwa Tri Koro Dharmo merupakan organisasi permulaan serta belum mempunyai pondasi organisasi yang kuat.
Demikian penjelasan perubahan nama Tri Koro Dharmo dan kritik yang ditimbulkan. (ARH)
ADVERTISEMENT