Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Politik Adu Domba VOC (Devide et Impera) dan Sejarahnya
29 Januari 2024 21:46 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Nurhaeni dalam La Patau Matanna Tikka Mempersatukan Kerajaan-Kerajaan di Sulawesi Selatan menjelaskan bahwa VOC melancarkan politik adu domba ke beberapa daerah di Indonesia, seperti Kerajaan Gowa Tallo, hingga Kesultanan Cirebon.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai politik adu domba VOC, simak sejarahnya di artikel berikut ini.
Pengertian Politik Adu Domba
Sebelum menjelaskan lebih jauh seputar politik adu domba VOC, sebaiknya cari tahu dulu pengertiannya. Politik adu domba atau devide et impera adalah istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Julius Cesar. Tujuan awalnya adalah untuk membangun Kekaisaran Romawi.
Pada dasarnya, politik adu domba adalah bentuk strategi politik, ekonomi, serta militer yang dilakukan dengan menimbulkan perpecahan di suatu daerah. Hal ini akan membuat suatu kelompok lebih cepat menguasai daerah sasarannya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, devide et impera juga bertujuan untuk mencegah kelompok-kelompok kecil bersatu untuk membentuk kekuatan besar. Itulah sebabnya, devide et impera juga dikenal sebagai politik pecah belah atau politik adu domba.
Sejarah Politik Adu Domba VOC
Sebagaimana penjelasan di awal, VOC melakukan politik adu domba atau yang dikenal sebagai devide et impera. Strategi ini menjadi salah satu siasat VOC untuk menaklukkan wilayah Nusantara dan memperoleh keuntungan maksimal.
Terlebih lagi, kala itu banyak kerajaan besar di Nusantara yang tengah berdiri, sehingga VOC berencana memikat hati para raja untuk memperoleh keuntungan.
Bukan hanya itu, VOC juga mempunyai tujuan lainnya, seperti memonopoli perdagangan rempah-rempah serta menguasai jalur perdagangan .
Untuk melancarkan tujuan tersebut, VOC pun menerapkan beberapa strategi untuk meruntuhkan kerajaan di Nusantara, salah satunya adalah politik adu domba.
ADVERTISEMENT
Selain itu, VOC juga melakukan pendekatan create common enemy atau berbaur dengan masyarakat di berbagai kerajaan Nusantara. VOC pun juga menerapkan win-win solution atau bermain di dua kubu yang tengah bertentangan, seolah-olah mereka bersikap netral.
Demikian sederet informasi mengenai VOC melakukan politik adu domba dan sejarahnya. [ENF]