Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Posisi Kepulauan Maluku dalam Perdagangan Internasional Abad ke-15 sampai ke-17
26 Agustus 2024 23:53 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Posisi Kepulauan Maluku dalam perdagangan internasional abad ke-15 sampai abad ke-17 memiliki peran penting pada masa tersebut. Hal ini kemudian menjadikan Maluku memiliki julukan unik yang diberikan oleh bangsa Barat, yakni “The Spicy Island”.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Gastronomi Indonesia oleh Suci Sandi Wachyuni, Maluku merupakan salah satu kepulauan di Nusantara. Kepulauan ini terdiri dari ratusan pulau kecil dengan 90 persen wilayahnya terdiri dari lautan. Kepulauan Maluku berada di dekat Pulau Sulawesi dan Papua Barat.
Kepulauan Maluku pernah menduduki posisi penting dalam perdagangan internasional. Bagaimana penjelasannya?
Posisi Kepulauan Maluku dalam Perdagangan Internasional Abad ke-15 sampai Abad ke-17
Perlu diketahui bahwa pada abad ke-15 sampai ke-17 Masehi, Kepulauan Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbaik. Bahkan, tempat ini menjadi jalur perdagangan paling ramai di Nusantara.
Kala itu, rempah-rempah menjadi salah satu komoditas sangat berharga serta banyak dicari dunia. Maluku menjadi salah satu penghasil rempah paling besar di dunia antara 1401 M sampai 1500 M.
ADVERTISEMENT
Bahkan, wilayah Maluku ini diberi julukan “The Spicy Island” oleh bangsa Barat. Adapun jenis rempah yang banyak dicari, antara lain cengkeh, kulit cendana, dan pala.
Pala dan cengkeh Maluku paling banyak dihasilkan di Tidore, Ternate, Ambon, Makian, Bacan, dan daerah lainnya. Menjadi penghasil rempah terbanyak di Nusantara, Maluku banyak diincar bangsa Barat dalam pertikaian politik.
Selain menjadi penghasil rempah-rempah, Maluku juga menjadi jalur serta pusat perdagangan rempah di Asia. Maka dari itu, pada abad ke-15 sampai ke-17 Masehi, tak sedikit pelabuhan besar yang berdiri di Maluku. Berbagai pelabuhan tersebut kemudian menjadi pusat perdagangan dunia internasional.
Tiongkok menjadi salah satu pembeli komoditas paling besar di Maluku. Dampaknya, yakni transaksi rempah-rempah yang dilakukan di Maluku memakai mata uang Cina kuno yang bernama Fang.
ADVERTISEMENT
Itu dia sekilas pembahasan mengenai posisi Kepulauan Maluku dalam perdagangan internasional abad ke-15 sampai abad ke-17 yang menarik diketahui bersama.(LAU)